Hamas Peringati 20 Tahun Wafatnya Penyair Asal Ranah Minang Hamid Jabbar

oleh

Hamid Jabbar merupakan adik dari ulama kharismatik Ranah Minang dan penulis Indonesia, Buya H Mas’oed Abidin bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar.

Hamid Jabbar lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, dan meninggal dunia pada hari Sabtu tanggal 29 Mei 2004 ketika membaca puisi dalam suatu acara di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta.

Hamid Jabbar adalah penyair spontan. Ia bisa menulis puisi dengan cepat karena dirinya adalah puisi itu sendiri. Ia tidak memperlakukan kata-kata sebagai pesuruh untuk mengantarkan pengertian. Ia justru menjalin hubungan yang intim dengan kata. Jiwanya dan kata-kata menyatu. Sehingga apa yang dilihatnya oleh mata sudah menjadi puisi, tinggal melukiskannya dengan kata-kata. Penjiwaannya yang total membuat puisi-puisi Hamid menjadi semacam kearifan (wisdom).

Sebenarnya bakat seni yang dimiliki Hamid Jabbar turun dari keluarganya. Keluarga mereka pencinta pantun. Ibunya selalu mendendangkan pantun ketika meninabobokkannya. Selain itu, Hamid Jabbar dibesarkan dalam keluarga Islam yang taat.

Berkaitan dengan kegiatan baca puisi, Hamid Jabbar mendapat predikat sebagai “Penyair Zikir”. Hal itu bertalian dengan puisi-puisinya yang banyak berbicara tentang kebesaran Tuhan.

Menarik dibaca