Untuk terus melestarikan jenis tari ini, maka siska purnamasari yang juga seorang guru honorer muda di SMPN 2 Batang Kapas meng-generasikan kepada peserta didiknya disekolah. Tujuannya, agar kultur yang tersimpan dari aktivitas masyarakat petani durian di daerah tersebut terus berkembang dan menjadi suatu ciri khas jenis tari yang cuma ada di Kecamatan Batang Kapas.
Selain itu, Menyoal buah durian yang merupakan produk terbanyak di desa tersebut, memang tak dapat dipungkiri lagi. Nagari taratak tampatiah yang secara geografis di areal perbukitan dan lereng sawah sudah dijuluki masyarakat sebagai desa penghasil buah durian.
Berbagai nama durian yang dijuluki oleh masyarakat setempat antara lain, durian karanggo, kambuik, kunyik, dakek janjang, serta durian bola. Dan masih banyak lagi durian yang mereka namai dengan nama unik yang tentu saja tidak sesuai dengan nama latinnya.
Pada sisi perawatan, petani durian masih menggunakan cara tradisional yang berkembang secara turun temurun. Satu contoh, Pada saat durian berbunga, demi menghindari bunga itu di makan oleh simpai (binatang bebulu oranye sejenis kera) biasanya petani durian merantang kaleng besar berisi batu dengan menghubungkan tali dari batang pohon ke pondok mereka.