Guru Idaman Siswa

oleh

Bahkan tahun 2.000 sebelum masehi (SM) Socrates menulis dalam buku The Republic, dua profesi yang harus sarjana dan dianggap sebagai orang yang luas pengetahuan, arif dan bijaksana, yaitu guru dan anggota parlemen.

Dia beralasan, guru bertugas menyiapkan generasi yang akan datang dan anggota parlemen berwenang membentuk aturan untuk hidup bersama dengan baik. Setelah mendapat laporan bahwa Jepang takluk kepada Sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom, Kaisar Hirohito menanyakan berapa jumlah guru yang tersisa.

Dengan sekitar 250.000 guru yang masih hidup, Kaisar Jepang menyatakan tekad, dalam satu generasi, Jepang akan lebih maju dari kondisi sewaktu ditaklukan. Pada 1960-an, Jepang membuktikan dapat lebih unggul dalam teknologi dan ekonomi dari banyak negara Barat penakluknya.

Imam al-Ghazali dalam bukunya Ayyuhal walad mengnologikan, guru bagaikan minyak wangi. Seorang guru itu harus wangi dengan ilmunya dan menyebarkan wewangian kepada lingkungan yang ada disekitarnya, ia menjadi aromatherapi bagi masyarakat yang haus dengan ilmu pengetahuan dan nasehat yang berharga.

Menarik dibaca