Guru Idaman Siswa

oleh

Oleh : Febridayani (Guru SMPN 4 Koto XI Tarusan)

Dalam tradisi Jawa, guru sangat dihormati atau panutan. Oleh sebab itu, di tradisi Jawa guru diberi label dengan akronim atau singkatan digugu dan ditiru (orang yang dipercaya dan diikuti).

Akronim tersebut bukanlah hal yang berlebihan. Karena, guru tidak hanya bertanggung jawab mengajar mata pelajaran yang menjadi tugasnya. Lebih lebih dari itu, juga mendidik moral, etika, integritas, dan karakter.

Guru juga diberi tanggung jawab untuk menciptakan siswa memiliki keterampilan hidup (life skills). Martin Luther King Jr menyatakan, “Intelegence plus character; that is the true goal of education.”

Guru adalah sosok yang begitu mulia dan diagungkan, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Di sekolah, guru begitu dihormati dan menjadi teladan bagi siswa.



Sedangkan di lingkungan masyarakat guru menjadi rujukan, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun pemikiran. Tak sedikit, guru diberi amanah sebagai pemimpim organisasi kemasyarakatan. Seperti Ketua RT, Ketua RW, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Ketua Masjid dan beragam amanah lainnya.

Bahkan tahun 2.000 sebelum masehi (SM) Socrates menulis dalam buku The Republic, dua profesi yang harus sarjana dan dianggap sebagai orang yang luas pengetahuan, arif dan bijaksana, yaitu guru dan anggota parlemen.

Menarik dibaca