Oleh : Donni Saputra ( Kepala SDN. 12 Api-Api Kecamatan Bayang Pesisir Selatan)
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup dalam sanubariku, sbagai prasasti, trima kasih Ku ntuk pengabdianmu.
Sebagian lagu ciptaan Sri Widodo sebagai bentuk rasa terima terhadap guru, tapi tetaplah sebutan mu, pahlawan tanpa tanda jasa. Walaupun demikian janganlah berkecil hati, banyak orang hebat, karena guru, banyak penjabat tinggi sampai jadi presiden sekalipun tetap belajar sama guru.
Sungguh luar biasa membicarakan sosok seorang guru di mata dunia, di mata orang-orang sukses, di mata orang-orang pandai, karena mereka pasti sepakat bahwa tak ada pahlawan yang lebih berjasa bagi mereka selain guru.
Alam takambang jadi guru, kita belajar dari persitiwa besar yang melanda Jepang yakni Jepang dihancurkan oleh sekutu dengan bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang saat itu lumpuh total. Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jenderalnya yang masih hidup dan menanyakan kepada mereka “Berapa jumlah guru yang masih tersisa?“., begitu berarti dan penting nya guru untuk sebuah Negara.
Guru, engkau digugu dan ditiru, apakah seorang guru sudah mampu untuk digugu, ataupun untuk ditiru, ketika sedang berada di sekolah atau bergaul di masyarakat. Memang profesi seorang guru saat ini sangat dilematis sekali, ketika ditemukan seorang anak dalam usia sekolah berbuat yang tidak baik atau bukan pada tempatnya, sebagian orang berucap siapa guru mu.
Tapi ketika ada anak yang menjadi juara di suatu perrtandingan atau kompetisi maka pasti orang bertanya, anak siapa itu ? ini sama dengan segelas kopi, kalau di umpamakan guru sebagai gula, dan orang tua diumpamakan sebagai kopi. Kalau secangkir kopi itu pahit, maka orang mengatakan kurang gula, tapi jika secangkir kopi itu enak, orang berkata “mantap kopinya”, fungsi gula tidak disebut lagi. Jangan berkecil hati wahai guru, yang jelas kecerdasan bangsa ini terletak dipundakmu.
Dari sisi lain, kita bangga menjadi guru, karena pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan guru sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Yakni satu-satunya ASN yang menerima tunjangan profesi atau sertifikasi adalah guru dan menerima tunjangan daerah terisolir bagi guru yang berada di daerah 3T.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, alhamdulillah kesejahteraan guru sangat terbantu, yang jadi pertanyaan saat ini adalah, “apakah dengan menerimanya tunjangan profesi bagi guru, bisa menjadikan guru sebagai guru professional” itu yang harus kita intropeksi diri kita para guru.
Untuk menjadikan siswa yang cerdas, tentu butuh guru yang professional dalam mempersiapkan dan menyampaikan pembelajaran. Niatkan dalam hati lakukan dengan perbuatan, bahwa anak didik kita menunggu inovasi pembelajaran yang menyenangkan.
Berkreasilah dalam proses belajar mengajar, sampaikan pembelajaran dengan multimedia sehingga mudah diserap oleh siswa, gunakan teknologi dan informasi yang canggih ini sebagai sumber dalam rangka menambah ilmu pengetahuan. Ingat bahwa anak-anak yang kita didik sekarang ini adalah masa depan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang.
Jauhi jadi guru yang ASMA (asal masuk) kelas, yang tidak memiliki rencana pembelajaran, karena melakukan suatu pekerjaan perlu rencana yang matang, menggunakan multimedia yang tepat , mitode yang bervariasi , sehingga pembelajaran betul-betul menyenangkan. Yang dapat membangkitkan minat dan hasrat siswa untuk belajar. Sukses Guru, selamat hari Ulang tahun PGRI yang ke 73.