Guru di Era Disrupsi

oleh

Bila kita perhatikan di media massa baik cetak maupun elektronik, ada kasus penolakan kehadiran sebuah perusahaan taksi di suatu daerah yang pernah ramai dibicarakan. Ada Gojek yang pernah mendapat pertentangan di daerah-daerah. Akhirnya sekarang bagaimana, tidak dapat dicegah lagi bahkan tumbuh subur bisnisnya di nusantara.

Demikian juga dengan diberlakukannya e-tol yang menggantikan tenaga manusia. Ada parkir online yang menggantikan petugas parkir. Gerai ATM sebagai pengganti pegawai bank, berkurangnya kartu ucapan selamat yang berwujud kertas dan digantikan dengan HP/Android. Ada pendaftaran online yang menggantikan petugas administrasi.

Tenaga manusia sudah mulai tergantikan oleh mesin atau robot. Perpustakaan harus menyediakan jurnal online (e-journal), pengembalian dan peminjaman secara otomatisasi (Ridwan Sanjaya, 2018:4). Semua itu sebagai dampak dari era disrupsi.

Inovasi yang dibutuhkan dalam disrupsi kebaruan-kebaruan atas “produk lama”. Dalam pendidikan pun, disrupsi harus dihadapi. Guru harus melek dengan teknologi. Kelas akan menjadi rombongan belajar yang terhimpun dalam “grup-grup” Whatsapp, karena itulah tuntutannya saat ini.

Menarik dibaca