Terkait dengan pernyataan Apri, Ketua RT 004 RW 011 Saribulih menceritakan perihal mampetnya gorong di wilayahnya tersebut.
Menurut Saribulih yang juga Ketua Masjid Al Quwait ini, sebelum jebol, gorong gorong tersebut tak ada masalah. Aliran air, malah sangat lancar. Apalagi, beberapa warga sangat rajin mengeluarkan sampah dari riol.
Namun, dia menegaskan petaka itu datang akibat sebuah truk bermuatan penuh bata parkir untuk bongkar persis diatas gorong. Dampaknya, gorong langsung jebol yang membenamkan ban belakang sebelah kiri truk. “Truk tersebut baru mampu dikeluarkan pagi hari. Saat itu langsung ditambal oleh pekerja bangunan,” ujarnya.
Tak lama berselang, truk pengangkut material bangunan dengan over tonase, kembali terperosok dan menghancurkan posisi kanan gorong jalan lingkung tersebut. Tambal sulam kembali dilakukan pekerja pada gorong yang jelas jelas memang tidak diperuntukkan truk tersebut.
“Sejak itulah, air tak mampu menerobos gorong lagi. Diduga potongan besi dan bekas pecahan semen menghambat aliran air dan air tumpah membanjiri beberapa rumah warga. Setiap hujan, warga terpaksa menutup jalan dengan karung pasir, agar air tidak menerobos rumah warga,” ujarnya.
Terkait dengan rendah posisi gorong ditegaskan Saribulih itu terjadi karena tumpukan sendimen, lantaran tak bisa mengalir melalui gorong.” Sebelumnya, Kami rutin goro setiap bulan. Tapi pada beberapa bulan ini tidak lagi jalan, lantaran beberapa titik yang mesti dibersihkan terhalang oleh material bangunan tersebut,” ujarnya.