PADANG PANJANG SpiritSumbar.com – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. Dia benar-benar menangis, ketika berkunjung ke Perguruan Diniyyah Puteri Panjang, di Nagari Bukit Surungan, Padang Panjang (Sumbar), pada Sabtu (28/1/2023) petang.
Yang membuat jenderal santri itu menitikkan air mata adalah begitu mengetahui bahwa pendiri Diniyyah Puteri, Rahmah El Yunusyiah, wanita yang waktu itu berusia 23 tahun telah memikirkan pendidikan anak bangsa. Dengan mendirikan Diniyyah Puteri.
Kemudian menjadi bidan di medan perjuangan dan yang paling luar biasa Rahmah El Yunusyiah ikut mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Dia wanita muda yang sangat luar biasa. Ternyata di pelosok negeri ini di Padang Panjang, ada seorang Rahmah El Yunusyiah ikut mendirikan TKR, kemudian jadi cikal bakal TNI. Negara dan kita semua berhutang pada seorang Rahmah El Yunusyiah,” kata Gatot Nurmantyo terbata-bata sambil meneteskan air mata.
Kunjungan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo ke Diniyyah Puteri didampingi mantan Mensos Bachtiar Chamsyah, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan dan sejumlah tokoh. Antara lain Prof Laode Kamaluddin, Prof Nurhayati Assegaf, Alumni Lemhanas Dr. Anton Permana, Dr Syahganda Nainggolan, Adhie Massardi, Dr Ubaidillah Badrun, mantan Dirut Bakrie Land Ir Hendri Harmen, Andrianto, mantan Ketua Komnas HAM Prof Hafiz Abbas dan budayawan Yulfian Azrial.
Dalam pesannya kepada santri Diniyyah Puteri, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan, anak-anak di Diniyah Putri Padang Panjang harus memiliki cita-cita besar. Jangan hanya sekedar jadi sarjana atau pegawai negeri. Tetapi bercita-citalah jadi pemimpin negeri, jadi pengusaha besar yang mampu menciptakan pengusaha-pengusaha muda atau jadi pemilik laboratorium dan penemu obat-obat paten.
“Jangan bercita-cita biasa-biasa saja. Malu sama pendiri Diniyyah Putri yang pendidik berkelas dunia. Tenaga kesehatan di medan perjuangan dan ikut mendirikan Tentara Rakyat yang akhirnya menjadi cikal bakal TNI. Jadi, semua alumni Diniyyah Putri harus jadi orang hebat,” kata Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo memberikan motivasi.
Tanamkan pada diri semua santri Diniyyah Puteri tentang cita-cita yang ingin diraih. Fokus untuk menuju cita-cita itu, bangun jaringan (network) dengan memanfaatkan kemampuan komunikasi dan teknologi. Kemudian jangan puas pada pencapaian, lakukan dengan sungguh-sungguh dengan tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT.
“Jangan menganggap tugas yang diberikan sebagai beban, tetapi laksanakan sebagai tanggung jawab dan harus dilaksanakan dengan hasil yang terbaik. Ini ciri-ciri orang yang akan berhasil,” kata Gatot Nurmantyo.
Pimpinan Diniyyah Puteri Hj Fauziah Fauzan dalam eksposnya menyampaikan bahwa saat ini usia Diniyyah Puteri 99 tahun, dan pada 1 November 2023 mendatang akan genap berusia 100 tahun.
“Di usia satu abad ini, Diniyyah Puteri bertekad mencetak lulusannya untuk menaikkan bendera Indonesia paling tinggi di dunia, artinya membuat harum Indonesia. Karena itu tagline Diniyyah Puteri ‘menaklukkan dunia meraih sorga’ harus diwujudkan,” kata Fauziah Fauzan optimis.
Di akhir kunjungannya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diajak oleh Pimpinan Diniyyah Puteri Hj. Fauziah Fauzan dan adiknya Datuk Bagindo, berkeliling Perguruan Diniyyah Puteri. Makan di kantin perguruan yang dilayani oleh robot karya santri, dan tidak lupa foto bersama di depan Asrama Putri Diniyyah Puteri. (*)