Spiritsumbar.com, Padang – Komoditi strategis untuk masyarakat Sumbar seperti garam bakal menipis. Persoalan itu terbongkar saat Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Padang melasanakan investigasi ke gudang CV. Garam Tani Makmur Sejahtera Bersama, Kuranji, beberapa waktu lalu.
Menipisnya pasokan garam makan itu penyebab utamanya pasokan garam tidak merata, cuaca ekstrim disertai kabut. Komisi II menekankan kepada Dinas Perdagangan untuk segera melakukan sidak ke sejumlah pasar untuk menetapkan standar harga. Hal ini untuk mengantisipasi permainan agen dan peredaran garam tidak beryodium.
Menurut sekretaris Komisi II Rafli, bila keadaan ini tidak disegera diantisipasi. Besar kemungkinan garam meja beryodium sulit didapatkan. Mencegah pasokan garam yang bakal menipis itu. Ia meminta Pemko untuk mengambil langkah konkrit sehingga tidak terjadi peredaran garam tak beryodium di Sumbar, khususnya di Kota Padang.
“Langkah seperti patut dilaksanakan sesegera mungkin, jangan menunggu pasokan menipis baru diantisipasi,” tegas Rafli, saat berada di gudang garam di kawasan Kuranji itu.
Sisa pasokan garam untuk Sumbar tinggal 1287 ton ditambah pasokan dari PT Garam 200 ton. Kebutuhan komoditi itu memang sudah sangat tipis. Maka, perlu antisipasi sejak dini. Pasalnya, secara keseluruhan komoditi strategis ini buat daerah sebesar 2500 ton/bulan. Dari total sisa jumlah itu, dibutuhkan pasokan garam 1013 ton lagi untuk memenuhi pangsa pasar. Walau rata-rata perbulan peredaran di pasar sebanyak 1900 ton/bulan.