Padang Panjang, Spiritsumbar– Proses suksesi kepemimpinan di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, selesai. Dr.Febri Yulika, peraih suara terbanyak pemilihan calon rektor, sudah dilantik jadi Rektor ISI Padang Panjang periode 2022-2026 oleh Sekjen Kemendikbud Ristekdikti-RI, Suharti, PhD di Jakarta, Rabu (21/12).
Kini, sisa prosesnya tinggal kapan pisah-sambut dengan rektor lama, Prof. Dr. Novesar Jamarun akan dilaksanakan. Meski itu tidak wajib secara aturan, tapi (mungkin) perlu segi etika dalam pergantian pimpinan di ranah Minang, seperti ternukil dalam salah satu pepatah; datang tampak muko, pai tampak punggung.
Prosesi pelantikan Dr.Febri jadi Rektor ISI Padang Panjang oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Risert, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristekdikti), Suharti atas nama Mendikbud Ristekdikti itu dilaksanakan di Plaza Insan Berprestasi, Lantai-1 Gedung Ki Hajar Dewantara Kemendikbud Ristek, Jakarta.
Bersama Dr.Febri juga dilantik Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Dr.Wildan. Sebagai informasi, ISBI Aceh yang berdiri 2014 itu proses pendiriannya oleh Kemendikbud Ristekdikti-RI lewat “tangan” sejumlah elit ISI Padang Panjang. Rektor pertamanya, Dr.Akmal, juga dosen ISI Padang Panjang.
Dr.Febri Yulika sendiri adalah salah seorang dosen ISI Padang Panjang yang ikut berkontribusi dalam pendirian ISBI Aceh. Sebab, Febri pernah diamanahi sebagai Ketua Tim Penyusun dokumen naskah akademi pendirian ISBI Aceh. Setelah itu sebagai Ketua Tim Pengawas Pendirian ISBI Aceh.
Selesai dilantik, Rabu (21 Des’22), Dr.Febri mulai mengantor di ruang kerjanya sebagai Rektor ISI Padang Panjang, Jumat (23/12). Kegiatannya di hari pertama masuk kerja sebagai Rektor ISI Padang Panjang itu antaralain menggelar pertemuan dengan para Pembantu Rektor dan menghadiri wirid pengajian rutin di masjid kampus tersebut.
Apa statemen Febri sebagai Rektor baru terkait upaya percepatan kemajuan ISI Padang Panjang ke depan, belum diperoleh. Tapi dari visi, misi dan program kerja yang ia sampaikan sebelumnya, secara umum cukup menarik. Meski ada beberapa yang belum cukup tergambar.
Salah satu program yang belum cukup tergambar itu adalah terkait konsep pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) pada ISI Padang Panjang. Seperti BLU pada pemerintah kota/kabupaten, BLU pada ISI Padang Panjang juga berpotensi besar jadi sumber keuangan, agar tidak lagi terlalu bergantung ke subsidi pemerintah pusat.
Apalagi ISI Padang Panjang, dari 18 Prodi S-1 dan 3 Program S2 nya, terdapat Prodi Seni Tari, Musik, Karawitan, Teater, filem, DKV, Seni murni/rupa dan Seni Kriya. Lewat 8 Prodi tadi setidaknya, ada banyak peluang usaha formal yang bisa digarap untuk memperkuat pundi-pundi keuangan ISI Padang Panjang di masa datang.
Sebagai Rektor baru ISI Padang Panjang, perguruan tinggi seni negeri dengan 2 fakultas, 18 Prodi S-1 (sarjana) dan 3 program S-2 (magister), Febri menghadapi sejumlah “pekerjaan rumah”. Di antaranya;
- Pembangunan ruang kuliah baru sekitar 25 unit
- Pembukaan program doktor (S3)
- Pembangunan gedung galeri
- Pembangunan gedung museum
- Pengembangan Prodi S1
- Pengoperasian/pemberdayaan BLU
- Pembangunan Kampus baru (Kampus-2) ISI Padang Panjang di Tarok City, Padang Pariaman
- Mempertahankan/meningkatkan eksistensi Kampus-1 ISI Padang Panjang di Padang Panjang
Febri Yulika, putra asal Padang Sibusuk Kabupaten Sijunjung ini lahir di Padang, Sumatera Barat 2 Februari 1974. Dia alumni Jurusan MAPK dari MAN Kotobaru Padang Panjang (MAN-2 Padang Panjang). Salah seorang pendahulu MAPK ini yang juga sukses adalah Dr. Guslizar Gazahar, kini Ketua MUI Sumbar.
Lulus S1 Filsafat di UIN Walisongo, terus S2 dan S3 Filsafat di UGM Yogya, Febri pada 2005 diterima sebagai dosen tetap di ISI Padang Panjang, perguruan tinggi seni negeri tertua di luar Pulau Jawa dan Bali itu (lihat juga; Dr.Febri Terpilih Rektor Baru ISI Padang Panjang dan berita terkait lain).(jym/yet).-