Untuk dapat dikonsumsi, lanjutnya, maka nasi, rendang, dendeng dan sayuran tersebut perlu dipanaskan lagi selama 5–10 menit.
“Untuk ini, tim peneliti juga menciptakan kantong pemanas instan yang apabila direndam dengan air, maka akan membuat air menjadi panas dan mendidih. Pemanas instan ini didisain untuk mendapatkan suhu yang tepat untuk memanaskan nasi, randang, dendeng dan sayuran pada berbagai kemasan,” terangnya.
Dengan metode ini, sebut Pak Datuak, demikian Feri biasa disapa, tanpa menggunakan zat-zat kimia dalam pengawetan, nasi, randang, dendeng dan sayuran dapat tahan sampai 1 tahun lebih dan dapat disajikan untuk dikonsumsi hangat-hangat seperti baru saja dimasak dengan cita rasa yang tidak berubah atau tidak berbeda dari makanan biasa.
Lebih lanjut Feri Arlius, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Unand menjelaskan bahwa saat ini beberapa pihak swasta sudah menghubungi pihaknya dan menyatakan tertarik untuk bekerjasama dalam memproduksi Nasi Padang Instan ini, sehingga produk ini bisa segera tersedia di pasar.
Alat-alat yang diperlukan dalam memproduksi Nasi Padang Instan ini, menurut Feri tidak memerlukan biaya investasi yang tinggi sehingga produk ini nantinya dapat dijual dalam harga yang tidak mahal dan sesuai dengan kemampuan konsumen.