Artikel Lainnya
Selama ini, dari sisi lapangan usaha, Sumbar termasuk beruntung karena memiliki sektor pertanian yang menyumbang 22 persen, lalu pedagangan 16 persen, transportasi 13 persen dan konstruksi 10 persen.
Beda dengan daerah tetangga yang rentan terganggu perekonomian global karena banyak bergantung pada komoditi ekspor. ”Jadi, sektor pertanian harus kita pertahankan karena terkait dengan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Tapi kalau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kita perlu menggerakkan sektor lain, yaitu sektor pariwisata karena multiflier effect-nya banyak. Kalau sektor pariwisata dikembangkan, artinya kita sudah menggerakkan berbagai sektor, baik itu perhotelan, kuliner, perdagangan, UMKM, transportasi, dan banyak sektor lainnya,” jelasnya.
Wahyu mengungkapkan, saat ini perkembangan pertumbuhan ekonomi Sumbar jika dilihat dari sisi permintaan, penggerak ekonomi Sumbar itu masih konsumsi swasta dan masyarakat. ”Sebesar 55 persen penggerak ekonomi Sumbar itu konsumsi. Pengeluaran pemerintah dari APBD itu share-nya 12 persen. Jadi yang menggerakkan ekonomi ya masyarakat, angkanya 55 persen. Investasi 31 persen, tapi investasi itu kan ada swasta dan pemerintah. Investasi swasta lebih besar dari investasi pemerintah. Nah, apa yang perlu digerakkan untuk membangun ekonomi Sumbar? Ya, investasi.