Spiritsumbar.com – Pasien BPJS sepertinya tetap jadi mainan rumah sakit. Bahkan, berbagai aturan administrasi yang cenderung aneh dibebankan pada pasien. Kalau tidak disiapkan, jangan harap dapat pelayanan.
Hal ini juga dirasakan Zetri yang ingin mengobati gigi, anaknya Aisyah (12) Sabtu (21/1/2017).
Karena Aisyah yang merupakan murid kelas VI SD ini harus sekolah pago, maka pihak Puskesmas menyarankan untuk dirujuk ke RS Yos Sudarso “Yos Sudarso ada sore, sebaiknya dirujuk saja ke sana,” ujar Zetri menirukan ucapan pihak Puskesmas.
Walau merasa agak keberatan, namun agar mengganggu sekolah, Zetri akhirnya menerima saran pihak puskesmas.
Nasib baik, sepertinya tidak berpihak pada Zetri. Pemegang Kartu BPJS pegawai ini (dulu Askes red) harus terlunta lunta beberapa jam lantaran pihak rumah sakit tidak akan menangani pasien jika tidak ada Kartu Keluarga. “Kami tidak memproses jika tidak ada KK. Itu aturan rumah sakit” ujar Randi petugas pendaftaran dengan nada ketus.
Saat ditanya tentang yang tertera yakni KTP/KK, dia menegaskan bagi pasien dewasa bisa KTP.
Benar saja, Aisyah harus terkatung katung lebih tiga jam sampai KK datang.
Erni (45) salah seorang keluarga pasien, juga tidak habis fikir aturan yang diterapkan rumah sakit tersebut. Padahal, ujarnya untuk mengurus BPJS itu sudah dengan KK. Begitu juga di pelayanan tingkat pertama, saat mendaftar juga dengan KK. “Ini namanya aturan yang nyeleneh,” ujarnya.
Saat coba konfirmasi pada pihak rumah sakit, mereka tidak satupun berada di lokasi. “Senin saja bapak ke sini,” ujar salah seorang petugas keamanan.
Pewarta : Palimo
Redaktur : Saribulih
Edan, RS Yos Sudarso Persulit Pasien BPJS