Harapan Nasyaruddin, bisa jadi kenyataan. Karena data menunjukkan, konsumsi Pertamax di Sumbar mengalami tren peningkatan. Pada Juni 2020, penyaluran Pertamax di Sumbar meningkat 18,59 persen dibandingkan Mei 2020.
Beroperasinya Pertashop juga akan mendukung perekonomian Sumbar melalui pendapatan asli daerah (PAD) berupa pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).
“Tahun 2019, Pertamina MOR I menyumbangkan PBBKB sebesar 430 miliar rupiah untuk masyarakat Sumbar. Setoran PBBKB itu meningkat dibanding tahun 2018 yang mencapai 398 miliar rupiah,” jelas Roby.
Sementara bagi konsumen, adanya Pertashop memberi keyakinan takaran dan kualitas BBM. Seperti disampaikan Budi, warga nagari Pakandangan. “Sebelum ada Pertashop, kami beli Premium dari pengecer hampir Rp 10 ribu. Sekarang dengan harga Rp 9.200, kami bisa dapat BBM berkualitas Pertamax. Takarannya pun pas,” kata Budi.
Roby menambahkan, ke depan Pertamina akan menambah 18 lokasi Pertashop di wilayah Sumbar. Yaitu di Kabupaten Pariaman, Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota dan Sijunjung. Pengoperasian Pertashop merupakan tindak lanjut nota kesepahaman Kemendagri dengan Pertamina no. 193/1536.A/SJ tentang dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam Peningkatan dan Pengembangan Program Pertashop di Desa pada tanggal 18 Februari 2020.