“Kita sangat berterima kasih pada Bapak Asuh Anak Stunting Kota Padang, Pak Dian Pitok (Aipda Dian WR red) dan Mentor Bapak Asuh Anak Stunting, Pak Saribulih. Ucapan apresiasi juga saya sampaikan pada Perempuan Inspiratif Lubuk Begalung, Bu Herwaty Taher dan para ibu-ibu di Yayasan Berkah Amal Salih ini,” ujarnya.
Andi Amir menegaskan mengatasi Stunting dan kekurangan gizi harus dimulai dari orang tua. Mulai dari pernikahan dan asupan gizi saat kehamilan.
“Keluarga Berencana itu bukan untuk melarang punya anak. Tapi, sebagai upaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Andi Amir sangat bersyukur di Yayasan Berkah Amal Salih juga sudah dilaunching PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Remokerbas (Remaja Modern Kreatif Banuaran Sehat). Dia katakan, lembaga ini sebagai upaya menciptakan generasi emas tahun 2045.
Saribulih sebagai pemandu BAS Dagozi ini menjelaskan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMK) ini diikuti 15 balita. Lima diantara mereka merupakan penderita Stunting di Banuaran. Sementara sisanya, adalah penderita kurang gizi.
Saribulih menegaskan kegiatan ini sebagai upaya untuk memancing para orang tua. Agar lebih memperhatikan asupan gizi para balita. Juga, untuk memancing selera para balita tertarik untuk makan.
Komentar