Padang Panjang, Spiritsumbar – Dr.Febri Yulika, pakar filsafat lulusan UGM Yogya, terpilih jadi Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang periode 2022-2026. Febri, sapaan suami Susi Fitra Dewi, Ph.D, dosen UNP Padang itu, meraih 21 suara dari 40 suara pemilih dalam pemilihan tertutup, Senin (28/11).
Dua calon lainnya, yakni Dr.Rosta Minawati dan Dr.Sahrul, keduanya juga dosen ISI Padang Panjang, meraih 18 suara dan 1 suara. Sebanyak 40 total suara yang diperebutkan dalam pemilihan itu, 26 suara dari anggota senat ISI Padang Panjang, sisanya 14 suara dari utusan Kementerian Dikbyd dan Ristek-RI.
Itulah hasil kedua atau hasil akhir dari pemilihan calon Rektor ISI Padang Panjang 2022-2026. Sebelumnya, seperti dilansir Spiritsumbar, dari hasil penjaringan muncul 8 orang bakal calon (balon/kandidat) yang memenuhi syarat. Rincian, 1 orang professor dari UNP Padang, yakni Prof.Ardipal, 7 orang doktor dari ISI Padang Panjang.
Tujuh doktor dari ISI Padang Panjang itu terdiri Dr.Rustim, Dr.Syahrul,N, Dr.Susas Rita Loravianti, Dr.Yusril, Dr.Febri Yulika, Dr.Rosta Minawati dan Dr.Rasmida. Hasil pemilihan pertama, terpilih Dr.Febri Yulika, Dr.Rosta Minawati dan Dr. Sahrul sebagai calon Rektor. Hasil berikutnya, terpilih Dr.Febri Yulika.
Sekilas tentang Febri Yulika, berikut profil singkatnya,
- Nama: Dr. Febri Yulika, S.Ag, M.Hum.
- TTL: Padang, 2 Februari 1974
- Kelamin: Laki-laki
- Agama: Islam
- Keluarga: Isteri, Susi Fitria Dewi, S.Sos, MS1, Ph.D (Dosen UNP Padang), Anak; Maisarah Maulida Hasanah, (19), Melisa Siti Fauziah (16), Mufidah Salma Putri (10) dan Muhammad Syamil Saputra (9)
- Pendidikan: SDN-51 Kota Padang; MTsN Gunung Pangilun, Padang; MAPK-MAN Kotobaru, Padang Panjang; S1 IAIN Wali Songo; S2 dan S3 Prodi Filsafat UGM Yogya
- Pekerjaan: Dosen ISI Padang Panjang Th 2005 bidang filsafat (antaralain filsafat, filsafat budaya, filsafat nusantara, sejarah pemikiran modern, Pancasila, seni dan religi).
- Jabatan: Antaralain; pernah jadi Ketua Tim Pengawas Pendirian ISBI Aceh, Ketua Tim Penyusun dokumen naskah akademi pendirian ISBI Aceh, Ketua Penelitian dan Pengabdian masyarakat ISI Padang Panjang, Sekum DPW-ADPISI Sumbar.
- Karya buku: sebanyak 12 judul (termasuk bidang seni budaya)
Kini proses suksesi (pergantian) pimpinan di ISI Padang Panjang, seperti disebut oleh Humas lembaga tersebut, Hapif kepada Spiritsumbar, tinggal menunggu pelantikan Dr. Febry Yulika jadi Rektor ISI Padang Panjang periode 2022-2026 oleh Mendikbud dan Ristek-RI pada Desember 2022 datang.
Sebab, jabatan periode ke-2 Rektor ISI Padang Panjang kini, Prof. Novesar Jamarun akan berakhir pada Desember 2022 tersebut. Dalam 2 periode itu, seperti dilansir Spiritsumbar sebelumnya, ISI Padang Panjang punya 2 fakultas, 18 Prodi S1, 3 program S2 dengan Mahasiswa 3.000 orang lebih — yang tadinya di bawah 500 orang.
Perkembangan lain, ISI Padang Panjang sudah memiliki Badan Layanan Umum (BLU). Berikut, untuk pengembangan kampus sudah diperoleh lahan 42 Ha lebih di Tarok City, Padang Pariaman, kl. 25 KM dari Kota Padang Panjang. Itu sekitar 7 x lipat luas kampus ISI Padang Panjang kini yakni sekitar 6 Ha.
Sejalan perkembangan itu, ISI Padang Panjang seperti dilansir Spiritsumbar sebelumnya, kebutuhannya dalam jangka pendek (1-2 th) dan jangka menengah (3-4 th), antaralain;
- Pembangunan ruang kuliah baru sekitar 25 unit
- Pembukaan program doktor (S3)
- Pembangunan gedung gallery
- Pembangunan gedung museum
Lalu dimana lokasi pembangunannya nanti ketiga gedung itu, apakah di Padang Panjang sebagian, di Tarok City sebagian, atau semuanya di Tarok City dan sebaliknya? Hal ini masih teka-teki. Tapi jika merujuk ke konsep yang disarankan oleh Prof.Novesar, gedung galeri dan museum kemungkinan di Padang Panjang, gedung lokal baru di Tarok City.
Sebelumnya, seperti juga dilansir Spiritsumbar, konsep yang disarankan Prof.Novesar kepada pimpinan ISI Padang Panjang ke depan, kampus ISI di kota itu lebih difokuskan ke Prodi Seni Pertunjukan, program S2 dan program S3. Di luar itu, kembangkan di Tarok City. Dengan begitu, kedua kampus ini nanti akan bisa sama-sama eksis.
Namun itu sebagai saran dari Saya, kata Novesar. Bagaimana wujud pelaksanaannya nanti, tentu sepenuhnya jadi kewenangan Rektor ISI Padang Panjang mendatang.
Untuk diketahui, Kota Padang Panjang pernah kehilangan dua perguruan tinggi. Pertama, Fakultas Ushuludin IAIN Imam Bonjol Padang Panjang yang berdiri 1960-an, akhirnya tutup tidak lama setelah berdirinya kampus baru di Lubuk Lintah, Kota Padang pada penghujung 1970-an.
Nasib kurang-lebih sama dialami pula oleh Fakultas Ilmu Agama (FIA) di Kauman Padang Panjang. Fakultas pertama dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat itu juga tutup, pasca hadirnya kampus baru di Kota Padang pada 1980-an. Penyebabnya, diduga karena kurang jelas/tegasnya konsep mempertahankan kampus hulunya tadi.(jym/yet).–