Pantauan Spiritsumbar, upaya peningkatan ekonomi warga dan PAD kota itu, salah satu aspirasi yang sering disuarakan oleh pihak DPRD kepada Pemko setempat selama ini. Sebab, angka kemiskinan di kota itu cukup tinggi, sekitar 2.890 orang (BPS 2022). Hanya angka kemiskinan ekstrim yang sudah nihil, bahkan jadi daerah pertama di Sumatera Barat yang nihil miskin ekstrim.
Begitu juga dengan kebutuhan meningkatkan PAD kota, karena Kota Padang Panjang, seperti juga banyak daerah lain di Indonesia, tingkat ketergantungannya pada subsidi pemerintah pusat masih tinggi. Padang Panjang pada APBD-P 2023, misalnya, dari Rp 568,3 miliar target pendapatannya, sebagian besar bersumber dari subsidi pusat, kontribusi PAD sendiri baru Rp 111,5 miliar (19,46 %).
Secara persentase, kontribusi PAD Kota Padang Panjang 19,46 % itu termasuk tinggi, sudah masuk ke posisi PAD fiskal sedang (kontribusi PAD 16-30 % atas pendapatan APBD). Untuk diketahui, sejauh pantauan Spiritsumbar, masih banyak daerah dengan posisi PAD fiskal rendah (kontribusi PAD di bawah 16 % atas APBD).