“Kalau ada yang mendukung (paslon pilkada), itu oknum. Jangan membawa nama Jamaah Tabligh. Kami netral. Soal partisipasi, jangan ditanya, kami paling dulu ke TPS. Pokoknya kami tidak berpolitik,” katanya.
Soal Mahyeldi, Sutrisno Abu Bakar menjelaskan bahwa saat itu Mahyeldi ingin shalat di Masjid Madinatul Munawwarah dan minta waktu menyampaikan tausiyah dan dipersilahkan oleh jemaah yang hadir.
“Hal itu boleh saja. Kami tidak melarang, masa iya orang shalat dilarang. Siapa pun boleh shalat di Masjid Madinatul Munawwarah, termasuk keempat calon gubernur. Tapi, tentu banyak muatan politisnya sebab ini kan masa kampanye. Walaupun yang menyampaikannya Buya (Mahyeldi), yang disampaikan yang haq (kebenaran),” tuturnya.
Dia mengimbau kepada seluruh Jamaah Tabligh di Sumbar untuk menjaga diri dalam bertindak saat musim politik. Ia mengeluarkan imbauan itu agar nama Jamaah Tabligh tidak dimanfaatkan suatu kelompok untuk kepentingan politik salah satu peserta pilkada.
Sebelumnya diberitakan bahwa salah seorang anggota Jamaah Tabligh, Ustadz Meldian, memberikan masker kepada Mahyeldi setelah shalat dan tausiyah di Masjid Madinatul Munawwarah, Selasa (1/12/2020). Pemberian masker itu lalu disimpulkan sebagai bentuk dukungan Jamaah Tabligh. (*)