Dipersulit Puskesmas, Nyawa Pasien Melayang di Perjalanan

oleh

Namun, kata dia, pihak Puskesmas tak mengindahkan hal itu. Petugas bersikukuh untuk terlebih dahulu menyelesaikan administrasi dikarenakan pasien dalam kategori umum. Pasien harus membayar uang Rp180 ribu untuk biaya ambulan dan oksigen.

“Pada saat itu, saya tak membawa uang. Saya memohon kepada puskesmas untuk memberikan oksigen dan ambulan dengan jaminan saya sebagai walinagari. Tapi mereka tak membolehkannya. Jadi saya putuskan membawa dengan mobil saya, ” katanya dengan nada yang geram.

Dia mengatakan, akan menidaklanjuti persoalan tersebut. Ia akan melaporkan Puskesmas ke pihak kepolisian, dinas kesehatan dan Pemkab Pessel. Ia meminta, agar persoalan ini diusut tuntas secara hukum.

“Saya akan laporkan dan usut ini. Walaupun jabatan saya sebagai walinagari dipetaruhkan. Jika tidak, saya dan warga saya akan mendemo puskesmas dalam waktu dekat ini, ” katanya dengan kesal.

Dia mengatakan, kelalaian pelayanan sudah sering dikeluhkan warga. Namun, hingga saat ini tak ada perubahan kinerja kearah yang lebih baik. Akibatnya, nyawa seseorang melayang sia-sia.

Menarik dibaca