Diguyur hujan lebat, La Nyalla Shalat Dhuhur di Rumah Pengasingan Soekarno

oleh

Segegas kemudian, lelaki kelahiran 10 Mei 1959 itu pun menuju kamar Bung Karno untuk menggelar sajadah dan sholat.

Belum usai La Nyalla mengucap salam di akhir sholat, hujan lebat mengguyur provinsi berjuluk ”Bumi Rafflesia” itu.

Halaman berumput asri di rumah yang dihuni Bung Karno selama empat tahun, sejak 1938 hingga 1942 itu pun basah kuyup. Udara dingin pun langsung meyeruak di tengah Kota Bengkulu yang sedari pagi terasa panas.

Seperti diketahui, di rumah tersebut terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Mulai dari 300-an buku berbahasa Belanda yang ada di ruang kerja Bung Karno, juga 120 pakaian pentas sandiwara Monte Carlo, lalu 22 koleksi foto, dan tempat tidur.

Juga satu sepeda ontel, satu set kursi di ruang tamu, lemari makan, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati dan meja rias yang terdapat di kamar Bung Karno.




Rumah itu sendiri dibangun oleh seorang pedagang bahan bangunan kebangsaan Cina, Tjang Tjeng Kwai, pada tahun 1918. Setelah Indonesia merdeka, rumah tersebut pernah dijadikan markas perjuangan PRI, rumah dinas AURI, stasiun RRI, dan kantor pengurus KNPI Dati I dan II. Hingga pada tahun 1994 ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya. (Salih/Rel)

Menarik dibaca