Senator asal Jawa Timur itu mengutip pernyataan Presiden Soekarno, saat membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, tahun 1958. ”Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” kutipnya.
”Artinya apa? Artinya kita harus menjadikan IPTEK sebagai alat sekaligus sarana pendorong kemajuan perekonomian kita. Bukan kita sibuk membangun teknologi, tetapi lupa tujuan kehadiran teknologi itu di tengah bangsa ini. Teknologi harus menjadi jalan keluar, karena itu teknologi harus membumi,” imbuh LaNyalla.
Mantan ketua Kadin Jawa Timur itu menggarisbawahi, pembangunan dengan pendekatan IPTEK tetap harus memilah IPTEK bidang apa yang harus diprioritaskan untuk mendorong, menggerakkan, sekaligus mempercepat perekonomian di Indonesia. ”Jadi jangan IPTEK yang tercerabut dari akar ekonomi rakyat Indonesia,” tegas LaNyalla.
Alumni Universitas Brawijaya Malang itu menjelaskan, daerah di Tanah Air memiliki keunggulan komparatif masing-masing, mulai dari pertanian dan perikanan, kehutanan, perkebunan, peternakan, mineral, hingga pesona pariwisata. Itu semua membutuhkan sentuhan IPTEK agar semua daerah memiliki keunggulan kompetitif yang bisa bersaing dengan berbagai negara.