Oleh: Feri Fren (Widyaprada BBPMP Prov. Sumbar)
Pemandangan macet di jalur Sitinjau Laut yang menghubungkan Kota Padang dengan Solok selalu menghantui.
Tanah longsor, kendaraan terbalik, bocornya tangki CPO, jalan licin sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan, hal ini sering terjadi.
Waktu tempuh normal yang semula 1,5 jam beberapa bulan terakhir ini bisa mencapai 5 sampai 6 jam. Belum lagi tingkat stres yang dialami pengguna jalan saat macet di titik longsor yang berada di daerah panorama 2 sitinjau laut dari Padang.
Dengan adanya kejadian ini tentu banyak mempengaruhi tingkat produktifitas, efisiensi waktu. Tentu menciptakan ekonomi biaya tinggi. Mobil ambulance yang membawa pasien gawat darurat pun kadangkala tersekat di jalur macet ini. Sangat banyak sekali dampaknya.
Kejadian macet yang parah sering terjadi di waktu sore sampai larut malam. Bukan berarti pagi hari tidak terjadi macet.
Suatu pemandangan yang pernah penulis lihat baru-baru ini terjadi di daerah macet sitinjau laut. Disamping terjadinya macet total sering pula terjadi kecelakaan, karena jalan licin.
Pengendara sepeda motor banyak yang terjatuh bergelimpangan dan mengalami kecelakaan. Banyak juga diantaranya mahasiswa,
Niat yang semula ingin pergi kuliah menuntut ilmu ke kota Padang sirna seketika karena terjatuh dan mendapatkan musibah kecelakaan. Sangat sedih kita rasanya.
Belum lagi bagi pemilik kendaraan sendiri. Dengan seringnya terjadi macet akan mempercepat ausnya Suku cadang. Akibatnya pengeluaran bertambah besar.
Belum lagi banyaknya bahan bakar yang digunakan akibat macet. Diperparah lagi dengan harga bahan bakar minyak yang selangit.
Jalur transportasi sitinjau laut merupakan urat nadi dan jalur padat yang dilalui oleh kendaraan antar kota antar propinsi di Sumatera Barat. Akankah hal ini dibiarkan terus berlarut-larut. Hingga ada penyelesaian akhir oleh pihak yang berwenang
Sampai kapankah derita ini akan berakhir? Mudah-mudahan ada solusi yang cepat dan tepat untuk mengatasi semua ini. Semoga.