Menurutnya, saat keluar rumah di Kampung Koto Luar, untuk menuju ke sekolah tanda-tanda banjir sudah mulai terlihat. Namun, saat itu banjir baru sebatas lutut dan masih bisa untuk dilalui. “Demi menuntut ilmu banjirpun tak masalah bagi kami. Yang penting kami sampai ke sekolah,” ujarnya dalam kondisi basah kuyup
Tapi, mereka tidak menyangka kalau banjir pada jalan menuju sekolah justru sudah dalam yang mencapai lebih 1 meter. “Rupanya jalan di dekat sekolah banjirnya justru lebih dalam. Maka, kami terpaksa berenang,” ujarnya yang mengaku gagal sampai ke sekolah.
Memang, banjir yang terjadi Kamis (5/1/2016) telah menyebabkan terhentinya proses pembelajaran SMPN 4 Koto XI Tarusan. Para guru dan siswa terhadang banjir lantaran jalan menuju ke sekolah tersebut jauh lebih rendah dari jalan raya. Akibatnya, jika Batang Tarusan meluap maka jalan ke sekolah itu juga tidak bisa dilewati.
Penulis: Sarjono
Editor : Saribulih
Artikel Spirit Sumbar Lainnya