Delapan Doktor Bersaing Pimpin ISI, Penyampaian Visi Misi Ditunda ke 28 Oktober

oleh

Padang Panjang, Spiritsumbar – Dari 30-an orang doktor dan beberapa profesor di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, 7 orang di antaranya maju sebagai bakal calon (balon) Rektor ISI kota itu untuk periode 2022-2026 pada Rabu (19/10). Di luar itu, ada 1 orang dari luar ISI, total 8 orang balon.

Munculnya 8 orang balon rektor, 7 orangnya dari dalam itu, terbanyak dalam sejarah suksesi pimpinan di ISI Padang Panjang. Hal ini diduga karena jumlah tenaga dosen S3 di ISI Padang Panjang meningkat pesat belakangan, dan karena Prof.Dr.Novesar Djamarun, rektor sekarang yang sudah dua periode, tidak ikut maju.

Rincian kedelapan nama balon (kandidat) Rektor ISI Padang Panjang periode 2022-2026 itu, seperti diumumkan oleh Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan calon Rektor ISI Padang Panjang, Hapif ke publik pada Rabu (19/10) terdiri;

1.Prof.Dr.Ardifal,MPd

2.Dr.Rustim,SPd,MA

3.Dr.Syahrul,N,S.S,MSi

4.Dr.Susas Rita Loravianti,S,Sn,M.Sn

5.Dr.Yusril,S.S, M.Sn

6.Dr.Febri Yulika,S.Ag,M.Hum

7.Dr.Rosta Minawati,S.Sn, M.Si

8.Dr.Rasmida,S.Sn,M.Sn

 

Ada dosen S3 lainnya di ISI Padang Panjang yang sudah bergelar professor, seperti Prof.Dr.Andar Indra Sastera, tapi tidak ikut mendaftar sebagai balon rektor. Tanggapan Andar atas pertanyaan pers, segi usia tidak memenuhi syarat. Sebab, usianya saat pelantikan nanti sebagai rector sudah masuk atau lewat 60 tahun.

Tahapan selanjutnya proses pemilihan calon Rektor ISI Padang Panjang 2022-2026 itu penyampaian visi-misi dalam rapat senat terbuka ISI Padang Panjang, sesuai informasi  ditunda dari tanggal 21 menjadi 28 Oktober.

Setelah itu, Senat ISI Padang Panjang akan melakukan pemilihan dan penetapan tiga calon Rektor ISI Padang Panjang 2022-2026 untuk diajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi-RI.

 

Sesudut Isi Padang Panjang
Gedung Hoerija Adam, Sesudut  kampus ISI Padang Panjang

Dari Kokar-B jadi ISI

Sebagai informasi, ISI Padang Panjang merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) seni tertua di luar Pulau Jawa dan Bali. ASKI Padang Panjang berawal dari Kokar-B berdiri pada pertengahan 1960-an. Terus, naik jadi ASKI (Akademi Seni Karawitan Indonesia) Padang Panjang, pimpinan pertama, Boestanoel Arifin Adam.

Naiknya Prof.Mursal Esten, menggantikan Prof.Mardjani Martamin pada 1992, ASKI Padang Panjang bergerak lebih cepat. Hasilnya, pada 2001 ASKI ini naik status jadi STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia). Ilmiah pokoknya dikembangkan dari Kajian seni rumpun Melayu Minangkabau ke Kajian seni rumpun Melayu.

Di era itu ASKI/STSI Padang Panjang kerap menggelar festival seni budaya tingkat Asia Tenggara, di samping tingkat nasional. Di era itu pula lembaga ini ikut berkontribusi lewat Mursal Esten dan Herawati dalam pendirian Akademi Seni Melaka (ASM) Malaysia.

Perkembangan berikutnya, menyusul pergantian pimpinan STSI ke Zulkifli, SKar,MHum;  Prof.Dr.Mahdi Bahar; Prof.Dr.Yusdarti; dan Prof.Dr.Novesar Djamarun, PTN seni ini naik lagi jadi ISI (Institut Seni Indonesia). Belakangan, di era Novesar, PTN seni ini memiliki 2 fakultas, 19 prodi S1 (sarjana), 3 program pasca sarjana (magister).(jym/yet).–

 

Menarik dibaca