“Akan tetapi,” kata Guru Besar IPDN ini melanjutkan, “manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang memutuskan segalanya. Saya mematuhi kebijakan pemerintah, agar dalam masa darurat ini tidak mengadakan pertemuan yang mengumpulkan orang banyak. Sehingga acara launching buku Koki Otonomi ini kami putuskan untuk diundur sampai situasi yang memungkinkan.”
Dari respon masyarakat yang beredar. Buku Koki Otonomi kini menjadi perbincangan hangat publik terutama oleh para praktisi pemerintahan dan kalangan akademisi. Hal ini berhubung sangat minimnya buku para tokoh yang menuliskan kisah hidupnya dalam bidang pemerintahan. Kebanyakan buku biografi yang beredar di toko buku adalah buku yang mengisahkan ketokohan para politisi dan pengusaha.
“Ya buku biografi tentang tokoh Pamong Praja cukup minim,” ungkap Pj. Gubernur Riau 2013-2014 ini, “banyak murid saya dan rekan-rekan semasa bertugas dulu menyarankan agar saya mengisahkan pengalaman hidup yang tak pernah diungkap ke publik. Bagaimana pemerintahan waktu saya kecil, kebijakan pemerintahan semasa saya di bangku sekolah, gejolak politik yang terjadi semasa kuliah, yang secara keseluruhan membentuk sikap dan pemikiran saya bahwa otonomi daerah adalah sebuah jawaban tepat bagi kondisi geografis Indonesia yang luas dan beragam etnis ini.”