Padang Panjang, Spiritsumbar- Dinas Pangan dan Pertanian Sumbar menggelar Edukasi/ Sosialisasi & Promosi Keamanan Pangan untuk 100 anggota Kelompok Tani Wanita (KWT) di Padang Panjang, Kamis (17/11). Salah satu paparan menarik dari narasumber Kadis Pangan & Pertanian, Ade Nafrita, adakalanya bahan pangan yang beredar di pasaran tercemar zat kimia yang berbahaya seperti pestisida, pupuk kimia, zat pengawet, zat pewarna dan sebagainya.
Selain selektif dalam memilih, mengolah dan menyimpan makanan para peserta yang semuanya ibu-ibu dihimbau untuk dapat memanfaatkan lahan pekarangan secara berkelanjutan/lestari untuk menanam aneka sayuran dan buah. Minimal untuk konsumsi keluarga baik itu cabe, tomat, bawang, kangkung, buncis yang bebas pestisida, papar Ade.
Menurutnya, pembudidayaan sayuran dan buah oleh petani sudah ditingkat yang mengerikan, karena belum semua petani yang mengerti dan paham tata cara pertanian yang baik dan benar. Tidak cuma pupuk dan pestisida saat musim tanam, tahap pengemasan pun masih disemprot. Di luar negeri buah seperti apel bahkan dilapisi dengan pengawet agar tetap segar sebelum dikirim ke berbagai negara.
Di satu sisi kita juga tak bisa menyalahkan petani karena yang dipikirkan petani bagaimana cepat bisa panen ujar Ade seraya menambahkan Dinas Pangan & Pertanian Kota Padang Panjang sekali setahun juga melakukan uji sampel terhadap ikan basah dan ikan asin. Hasilnya, pernah ada temuan adanya zat berbahaya. Terhadap si penjual diberi teguran dan aktivitas mereka pun diawasi.
Makanan yang aman itu adalah makanan yang tidak mengandung cemaran kimia dan biologi, mengandung gizi, protein, lemak, halal dan lainnya. Untuk mengurangi residu zat berbahaya dapat dilakukan dengan mencuci produk dengan air bersih mengalir, mengupas kulit buah dan sayur, merendam dengan air hangat dan merebus sayuran. Solusi terakhir memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan.
Narasumber lainnya pada acara yang berlangsung di aula UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Ikua Lubuak itu juga melibatkan Ketua Tim Penggerak PKK Sumbar, Harneli Mahyeldi dan Drh. Afri Musri, Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan Sumbar. Kedua narasumber ini juga memaparkan sumber, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan makanan.
Harneli lebih banyak memberi tips sayuran sehat, misalnya untuk memastikan sayuran bebas pestisida pilihlah yang daunnya berlubang bekas gigitan kupu-kupu atau ulat. Sebelum dipotong potong cuci sayur dibawah air mengalir. Tujuannya agar vitaminnya tidak hilang. Usahakan beli ikan dan ayam yang masih hidup dan dipotong atas nama Allah. Kemudian kurangi memasak dengan minyak dan santan, sebab itu mengandung kolesterol tinggi yang dapat merusak kesehatan.
Sedangkan dalam memilih ikan asin dan ikan laut, carilah ikan yang dikerubuti lalat. Itu menandakan ikan tersebut bebas dari zat pengawet seperti borax ataupun formalin. Juga diingatkan,agar tidak hanya memikirkan sajian rasa enaknya saja bagi keluarga, tapi pikirkan juga zatnya. Adakalanya kita tertarik dengan ikan yang ukuran besar tak tahunya dari kolam berjamban. Beli sayur kangkung yang batangnya besar besar kiranya berpupuk tinja dan bercacing.
Masih menurut Harneli Mahyeldi, apa yang dimakan itu akan berakibat langsung pada tubuh. Apalagi ibu hamil harus diperhatikan betul pola makannya. Kalau tidak, anak yang dilahirkan bisa mengalami stunting. Stunting juga dipengaruhi oleh asupan gizi dalam 1000 hari pasca kelahiran. “Di Sumbar sendiri kini 20% anak anak mengalami stunting, cuma ini masih dibawah rata-rata nasional,” ujarnya usai acara menjawab pertanyaan Spiritsumbar.
Afri Musri narasumber kedua yang menyampaikan paparannya lebih menyorot bahan pangan daging, ayam dan telur. Menurutnya daging yang baik itu selain segar juga berwarna merah ceri, tidak amis dan tidak berdarah di permukaannya. Jika ada daging berwarna kecoklatan dan berwarna gelap ada kemungkinan itu daging babi atau daging beku. Daging beku harganya lebih murah, namun membelinya harus dalam keadaan beku. Jika sudah mencair tentu bakteri sudah bersarang dengan cepat. Dalam 30 menit saja pembelahan sel bakteri bisa mencapai satu juta sel.
Dia juga menampik adanya telur palsu. Itu hoax, walaupun ada harganya bisa satu juta per butir. Begitu sulitnya membuat satu telur palsu mulai dari kulitnya yang mengandung begitu zat kapur, membuat putih dan kuning telurnya juga. Bicara soal telur sebenarnya kalau sudah dimasak gizinya akan habis, tapi kalau tidak dimasak dikhawatirkan ada bakterinya. Untuk itu disarankan makan telur setengah matang saja.
Beralih ke ayam. Tidak disangkal, ayam broiler jika sakit diberi antibiotik. Selagi dosisnya masih dibawah ambang batas tentu ayam aman untuk dikonsumsi. Soal ayam disuntik hormon untuk merangsang pertumbuhan itu benar adanya, tapi dosisnya sedikit sebab harga hormon itu sendiri mahal, ujarnya seraya menambahkan, usahakan membeli ayam, ikan ataupun daging di akhir belanja agar bisa langsung dibawa pulang. Ayam atau ikan yang mengandung formalin jika diraba permukaan dagingnya terasa keras, jika didekatkan ke hidung bau menyengat.
Edukasi/Sosialisasi & Promosi Keamanan Pangan untuk tahun 2022 ini digelar oleh Dinas Pangan dan Pertanian Sumbar di 8 Kabupaten/Kota Sumbar. Padang Panjang merupakan rangkaian terakhir yang dihadiri juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Padang Panjang dr. Dian Fadly, Sp.JP, staf Dinas Pangan & Pertanian setempat. (Yetti Harni).