Tak dipungkiri, foto-foto Danau Bacan yang beredar di dunia social media tak kalah eksotis dibandingkan dengan foto-foto Kawah Ijen atau foto Danau Kelimutu yang sudah terkenal ke seluruh dunia. Padahal Danau Bacan sama sekali bukan danau Kawah, tetapi sebuah danau yang terbentuk akibat aktifitas pertambangan batubara. Proses eksplorasi batubara atau aktifitas tambang terbuka di kawasan tersebut telah meninggalkan cekungan yang akhirnya menjadi danau.
Gaduh di dunia social media terkait keberadaan Danau Bacan biru ini, memancing perhatian Walikota Sawahlunto. Ali Yusuf Walikota yang terkenal cepat tanggap dan sigap lobi kanan kiri ini datang bersama dinas terkait untuk melakukan survey. Kemungkinannya Danau Bacan biru ini pengelolaannya akan diserahkan kepada Pemerintahan Desa.
Bagi Ali Yusuf, Danau Bacan dua warna ini akan menjadi ikon wisata Sawahlunto, yang sesuai dengan visi menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, dengan memanfaatkan kawasan bekas tambang. Untuk pengembangan kedepan Pemerintah akan melakukan survey terhadap kondisi air, kedalaman, struktur tanah dan selanjutnya akan dilakukan penataan dan pembersihan kawasan dalam waktu sesegera mungkin.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto, Efriyanto yang mendampingi Walikota memaparkan bahwa pihaknya beberapa waktu yang lalu telah turun ke danau yang terkenal berkat sosial media tersebut. “Jadi tim kita sudah turun ke sana, kemudian juga sudah ada laporan dari Kecamatan terkait pengembangan destinasi danau tersebut ke depannya. Namun sebelum mulai action, tentu kita survey dan kita bahas dulu perencanaannya bersama masyarakat dan dinas terkait”, papar Efriyanto beberapa waktu lalu.