PADANG, SpiritSumbar.com – Hujan deras seakan mengiringi irama takbir, tahmid dan tasbih yang bergema dari corong masjid. Suasana 1 Syawal 1443 H yang penuh makna, pada Senin, 2 Mei 2022.
Simak : Pemudik Padati Jalinsum di Dharmasraya
Bahkan ratusan Jamaah Masjid Al Quwait, Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) seperti tak peduli tingginya curah hujan.
Mereka hadir bersama keluarga menyambut datangnya hari nan fitri. Suara corong mulai berubah pada suara manual menggantikan visual untuk melantunkan kalimat kebesaran Allah.
Tepat pukul 07.30 wib, masjid dengan ukuran ruang 10 kali 12 meter tersebut tak lagi mampu menampung jamaah. Tak bisa dipungkiri masjid hanya mampu menampung maksimal 200 jamaah. Sisanya harus rela mengisi bagian teras yang juga sudah dikondisikan oleh pengurus masjid.
Dalam sambutannya, Ketua Masjid Al Quwait, Saribulih merasa bersyukur. Walau dalam suasana curah hujan yang tinggi, tidak mengurangi keinginan kaum muslim untuk merayakan kemenangan, setelah sebulan melaksanakan puasa Ramadhan.
Baca : Produksi Susu Sapi Perah Padang Panjang Kini 900 liter/hari
Bahkan, ujarnya, jumlah jamaah tidak begitu berkurang pada 20 hari terakhir qiyamullail. “Alhamdulillah, jamaah masih tetap bertahan sampai akhir Ramadhan. Kecuali, 10 hari pertama. Sepertinya, memang suasana penyaringan untuk menggapai derajat taqwa. Mudah-mudahan, kaum muslim yang memanfaatkan momentum Ramadhan sampai akhir betul-betul menggapai derajat taqwa,” ujar Saribulih yang juga praktisi pendidikan ini.
Menurut Saribulih, mereka yang berhasil menggapai derajat taqwa akan terlihat dari amal salehnya pada bulan berikutnya. “Masjid tidak mereka tinggalkan, dengan selalu hadir 5 waktu secara berjamaah. Selalu baca Al Qur’an, selalu bersyukur dengan bersedekah. Lebih penting lagi, selalu membangun silaturahim dengan sesama,” ujar Ketua RT 04 RW 11 Kelurahan Banuaran Nan XX ini.
Suasana semakin syahdu, tatkala Ustadz Rafrizal, S.Ag yang bertindak sebagai khatib, mengurai tanda tanda orang yang kembali ke fitrah. Apalagi, Rafrizal menyampaikan dengan bahasa lugas dan mudah dicerna.
Baca juga : Kapolres Dharmasraya Gelar Open House
Bahkan, suasana menjadi haru, tatkala Rafrizal mengungkap kisah seorang anak yatim yang bersedih lantaran tidak bisa berlebaran bersama sang ayah.
Selain itu, Rafrizal juga mengajak kaum muslim untuk selalu mengoreksi diri serta mau menerima kritikan orang lain. Dia juga meminta agar selalu saling memaafkan dan selalu sabar serta menjauhi sifat emosi.
Prosesi shalat Idul Fitri juga diawali dengan pengumpulan infaq untuk pembangunan masjid dan anak yatim dengan total dana terkumpul Rp 3 juta lebih. (Salih)