Di Indonesia, pada era pandemi ini laboratorium berdiri bak jamur dimusim hujan, dengan misi berbeda-beda, kapasitas laboratorium hanya 150-200 testing per hari. Andani menambahkan bahwa laboratorium yang terlalu banyak agak menyulitkan dalam menjamin kualitas kerja, idealnya dibangun laboratorium yang bersifat sentralistik, dengan kapasitas 3000-4000 test per hari, sehingga dengan cara ini tidak perlu banyak laboratorium yang dibangun dalam satu daerah.
“Betapa tidak efisien jika kita harus membayar gaji banyak orang karena laboratorium banyak, namun testing sedikit. Sumbar mungkin contoh yang baik, karena punya sedikit laboratorium namun dapat menerima sampel hingga 6-8 ribu sehari,” ujar Andani.
Selanjutnya Reformasi Ketahanan Kesehatan kata Andani yakni kontrol orang luar masuk Indonesia.
“Ini penting karena terkait masuknya varian baru. Ingat bahwa Delta berasal dari gagalnya kita mengendalikan pendatang dari luar. Sistem logistik menjadi sangat penting, belajar dari pandemi COVID 19, kita harus mengembangkan produk dalam negeri tidak bergantung asing,”ujar Andani.
Manajemen bencana kata Andani seperti alur penanganan pandemi, siapa penanggung jawab utama juga harus dipastikan jelas.