Child Labor

oleh

Cara berfikir masih dangkal kesiapan menjadi orang tua masih jauh dari harapan keharmonisan kelak, walaupun masih muda, statusnya sudah suami istri sehingga di karuniai anak satu atau dua timbulah penceraian diusia muda dilatarbelakangi permasalahan internal yang kebanyakan masalah ekonomi.

Terjadinya kawin diusia muda/boleh dikatakan masih tergolong anak-anak, tentu asap itu kalau tidak ada api tidak akan berasap. Pasangan muda yang sedang mabuk kepayang kasmaran lebih diyakinkan dengan ucapan dan kata aduhai “:I-Love You”, seakan-akan dunia ini hanya milik kita berdua dan tak peduli Jakarta dan sekitarnya kebanjiran, gunung Sinabung acap kali erupsi, emangnya gu pikirin-kata dia yang sedang kasmaran.

Singkat cerita akhirnya rapuhnya iman syetan menggoda terjadilah perbuatan melanggar norma susila agama terjadi kecelakaan, si pacar hamil duluan. Sementara si laki-laki belum punya persiapan yang matang dan dalam kondisi masih sekolah atau sedang atau baru masuk kuliah, atau pemuda droop-out masih statusnya pengangguran tak punya life skill sebagai pegangan pencari nafkah tetap.

Meskipun diusia anak-anak si anak perempuan berusia 16 tahun si laki-laki belum genap usia 17 tahun, lalu kawin muda dikarnakan faktor X, dan punya anak sudah statusnya orang tua si orok jabang bayi lalu dituntut tanggungjawab sebagai orang tua kepada anak. Ibu muda yang pisah dengan suaminya, dengan kondisi keadaan akhirnya terbawa arus rapuhnyaiman mengexploitasi anak. Ini salah satu dimensi tergambarkan masihbanyak masalah mengexploitasi anak dengan dimensi yang lainnya.

Menarik dibaca