Terkait sukses itu, Derliana berterimakasih kepada Kemenag RI — yang menyediakan beasiswa MORA 5000 doktor dimana Derliana salah seorang pesertanya. Berikut, kepada Kemenag Prov Sumbar dan Kota Padang Panjang, civitas UIN-IB Padang, keluarga besar MA-KMM Kauman, keluarga dan pihak terkait lainnya.
Penelitian tadi menurut Derliana, dedikasikan untuk MA-KMM Kauman, madrasah setingkat aliyah yang berdiri 1930 dengan kepala madrasah pertamanya Buya HAMKA. Dan itu seperti terungkap dari bincang dengan Derliana, sudah berjalan sejak beberapa tahun ini, lantaran terkait penelitian program S3 nya.
Dari penelitian ini, inovasi pola belajar-mengajar (PBM) yang dikembangkan di MA-KMM Kauman untuk mata studi fiqih antara lain, bahasa pengantar memakai Bahasa Arab, buku/kitab pegangan juga berbahasa Arab. Guru fiqih selain menguasai ilmu fiqih, juga menguasai Bahasa Arab dan bisa baca/artikan kitab gundul.
Tidak hanya itu, terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru, siswa boleh bertanya, bahkan mendebat guru, asal sopan. Berikut, siswa dibimbing berdiskusi/debat sesama mereka atas materi pelajaran tadi, dan kemudian mempresentasikan serapannya atas materi tersebut di depan kelas.
Upaya agar siswa bisa berbahasa arab, tulis dan lisan, termasuk membaca/artikan kitab gundul (kitab berbahasa arab tanpa baris), ada belajar tambahan pola halaqah di asrama. Itu sebabnya, MA-KMM ini belakangan juga dikenalkan dengan sebutan Pondok Pesantren Muhammadiyah (PontrenMu) Kauman, Padang Panjang.