Bahkan menurut keterangan masyarakat dan Wali Nagari sekitar yang enggan dituliskan namanya sang camatnya sudah menjadi kerja rutin bermain ceki di warung Pece lele tersebut. Malahan, ujarnya aktifitas camat memindahkan kantornya ke warung tersebut sudah dimulai pada jam 10 siang hingga larut malam. Saat warga butuh tanda tangan camat juga harus ke warung tersebut.
“Kami jadi malu melihat tingkah Camat yang duduk diwarung sambil main kartu. Anehnya, ini tanpa ada teguran dari fihak terkait. Bahkan setiap ada kepentingan, kami harus mencari camat ke warung pecel lele agar urusan dengan camat dapat selesai. Kalau ditunggu untuk datang ke kantor waduh kami cuma capek nunggu deh,”ungkapnya.
AN Camat Ranah Ampek Hulu Tapan, ketika dikonfirmasi di ruangan kerjanya terkait soal sering main tidak membatahnya. Dia mengaku bahwa dirinya memang sering duduk di warung tersebut untuk main Ceki dan juga Domino. “Tapi saya tidak ada duduk dari jam 10 siang kok. Hanya ke sana lewat jam 12 siang. Bahkan, saya di sana juga melayani masyarakat yang membutuhkan tanda tangan demi kebutuhan masyarakat. Saya tidak pernah menolak,” ujarnya.
Menurutnya, memang ada juga masyarakat dan Wali Nagari yang tidak senang dengannya. Dikarenakan kemauannya tidak terpenuhi. “Ada hal-hal yang menyakut kepentingan pribadinya dan merugikan masyarakat banyak, memang saya tolak, karena bertentangan dengan hukum,” ujarnya.