Tetapi secara emosional dan kultural, ranah dan rantau itu tetap beda. Di saat-saat Hari Raya Idul Fitri inilah orang rantau merindukan berlebaran di ranah, di kampung halaman. Di samping bisa memperlagakkan keberhasilan dan kesuksesan di rantau, sekaligus menjadi ajang pelepas rindu akan sanak saudara, kawan-kawan, makanan (kuliner) dan suasana ranah yang adem.
Biasanya bagi yang belum berhasil di rantau, tidak bisa pulang. Malahan rantau diperjauh, agar bisa menjadi alasan mahalnya biaya transpor pulang. Bahkan kalau masih belum juga berhasil ada yang “marantau cino”, tidak pulang-pulang. Bagi mereka ini berlaku apa yang ada pada lirik lagu Armada, “pulang malu dan tak pulang rindu”.