Pemimpin yang baik tidak sungkan untuk memfasilitasi ide dari siapa saja demi pengembangan dan peningkatan mutu instansinya kedepan. Tidak selalu ide seorang kepala benar, karena seorang kepala juga manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Kepala adalah seorang pemimpin tertinggi di instansinya. Pola kepemimpinan seorang kepala akan sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan dari instansi yang dipimpinnya. Untuk itu jiwa kepemimpinan dari seorang kepala perlu mendapat perhatian yang lebih serius.
Kepemimpinan bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk di praktekkan. Kepemimpinan menyita perhatian dan waktu dalam melaksanakannnya. Kepemimpinan mengambil alih cara berpikir dan memberi nilai pada kehidupan serta kinerja orang lain.
Kepemimpinan adalah cara atau usaha seseorang kepala dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan stafnya untuk bekerja, serta berperan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut seorang kepala harus bisa mengatur pekerjaan, siapa mengerjakan apa dengan pola kepemimpinannya secara profesional, agar pekerjaan bisa dilakukan secara efektif dan optimal.
Sebagai seorang pemimpin, kepala juga harus memahami tipe-tipe kepemimpinan yang efektif untuk diterapkan diinstansinya. Menurut para ahli tipe dasar kepemimpinan itu ada tiga, otoriter, demokrasi, dan laiser faire. Dari tiga tipe dasar itu muncul pulalah tipe-tipe yang lain yaitu direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi (Gatto,1992).