Bukan Kepala Sekolah NATO

oleh

Kepala sekolah dituntut untuk mengantisipasi setiap perubahan-perubahan global, khususnya dalam dunia pendidikan, dunia usaha dan dunia industri. Kepala sekolah diharapkan mampu melakukan pencapaian mutu terhadap standarisasi pendidikan secara nasional sesuai dengan apa yang telah digariskan pemerintah dalam standar nasional pendidikan (SNP). Untuk mencapai semua itu dibutuhkanlah kepala sekolah yang hebat atau profesional, yang kerjanya bukan sekedar menggugurkan kewajiban sebagai kepala sekolah saja.

Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd dalam bukunya manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah (2012) menyebutkan ada sepuluh kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah haruslah memiliki visi yang utuh, tanggung jawab, keteladanan, memberdayakan staf, mendengarkan orang lain, memberikan layanan prima, mengembangkan orang, memberdayakan sekolah, fokus pada peserta didik dan menggunakan manajemen yang menggunakan praktik.

Praktik adalah tindakan nyata dari seorang kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya. Kepala sekolah jangan hanya pandai berteoriatau berbicara saja, tetapi harus mampu melakukan berbagai tindakan nyata yang dapat menghasilkan sesuatu untuk kemajuan. Termasuk juga dengan pencontohan program pendidikan karakter, gerakan literasi di sekolah yang di pimpinnya. Sehingga tidak disebut sebagai kepala sekolah dengan istilah NATO ( No Action Talk Only ).

Menarik dibaca