Budidaya Ikan Lele Buka Lapangan Kerja di Sijunjung

oleh

Oleh Genta Riansa Fisco (Mahasiswa Jurusan Peternakan Universitas Andalas)

Mata pencarian utama masyarakat Jorong Pasar Gambok, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat dominan sebagai petani dan berkebun karet.

Namun seiring berjalannya waktu, kondisi mengalami perubahan dengan menjadikan lahan dan kebunnya sebagai tambang emas. Sehingga tingkat kesuburan tanah di daerah tersebut menjadi berkurang.

Banyak petani yang hampir putus asa karena kurangnya hasil panen yang didapat setelah melakukan penambangan emas. Tingginya lonjakan harga bahan pangan dan lainnya membuat para petani memutar otak dengan memanfaatkan lahan yang tidak subur lagi menjadi kolam lele.

Para petani membuat sebuah kelompok tani yang diberi nama Kelompok Sicincin Abadi. Beranggotakan para pemuda dari penduduk setempat yang diketuai oleh Rahmat S.Wahyudi. Kerjasama para petani dan pemuda bermula dengan membuat 2 buah kolam ikan lele, tahun 2020.

Ada beragam metode untuk budidaya ikan lele seperti kolam tanah, irigasi, tadah hujan, rawa, beton, dan terpal. Kolam terpal ini merupakan kolam yang menggunakan terpal sebagai bahan utama dan dapat dibongkar pasang atau dapat dipindah tempat.

Para peternak Pasar Gambok cenderung menggunakan metode kolam terpal. Karena biayanya pembuatannya yang relatif murah dan prosesnya yang mudah. Untuk jenisnya, terdapat 2 macam, yakni kolam terpal yang diletakan di atas permukaan tanah dan dimasukan ke dalam tanah. Kolam terpal ini dilengkapi dengan saluran masuk air dan saluran keluar air untuk menjaga kondisi air tetap baik.

Kolam ikan tersebut memiliki ukuran 2×3 meter dengan kedalaman kolam 1 meter. Bibit awal yang di masukkan ke kolam ada 1000 bibit perkolam. Dalam jangka waktu 2 bulan lele sudah bisa dipanen.

Hasil panen ikan lele perkolam sebesar 120 kg, sehingga untuk hasil panen awal berjumlah 240 kg. Harga jual ikan lele di pasar sekitar Rp 19.000 per kilogramnya. Sehingga keuntungan per kolam sebesar Rp 1.200.000, berarti keuntungan yang di peroleh dari 2 kolam sekitar Rp 2.400.000.

Sedangkan bibit ikan lele yang gagal panen berjumlah sekitar 100-250 ekor. Hasil panen tersebut menghabiskan pakan 4 karung pakan ikan dengan harga satu karung yaitu Rp 360.000. Jadi keuntungan bersih 2 kolam ikan lele sebesar Rp 960.000.

Tingginya permiintaan pasar dan hasil panen yang cukup memuasakan para peternak memperbanyak jumlah kolamnya agar dapat memenuhi permintaan pasar,dalam jangka waktu kurang lebih 2 tahun.

Jumlah kolam sekiar 27 kolam dengan ukuran 5×10 m dan jumlah bibit lele mencapai 15000 per-kolam, hasil panen yang dilakukan setiap 2 bulan kurang lebih sekitar 3-4 ton yang menghabiskan pakan sekitar 13 sak, dengan keuntungan yang didapat sekitar Rp 15.000.000 – Rp 20.000.000.

Selain tingginya permintaan pasar budidaya ikan leleh ini juga sederhana dengan modal awal yang rendah sekitar Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 dan juga perawatan ikan leleh cukup mudah dan tidak butuh perlakuan khusus, budidaya ikan lele ini juga rentan terkena penyakit dan daya tahan kuat.

Ada juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah panen yaitu pemilihan bibit, pemilihan bibit ini harus dilakukan secara teliti agar dapat menghasilkan ikan yang berkualitas pakan juga mempengaruhi dalam perkembangan bibit, dalam pelimilihan pakan para peternak harus mmilih pakan yang berkualitas agar perkembangan bibit menjadi lebih cepat

Budidaya ikan lele dengan menggunakan metode kolam terpal dalam tanah memberikan manfaat yang sangat besar bagi peternak lele dan memberikan hasil yang cukup signifikan, Berdasarkan hasil analisis aspek nonfinansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, dan aspek manajemen, usaha pembesaran lele menggunakan media kolam terpal di kelompok budidaya ikan “Sicincin Abadi” layak untuk diusahakan dan dikembangkan,

Selain itu usaha budidaya lele ini layak untuk dijalankan karena memberikan keuntungan yang lebih besar dimana berdasarkan hasil analisis finansial dengan keuntungan bersih yang hampir mencapai Rp 1.000.000 per kolam. Lama waktu pengembalian investasi juga tergolong cepat dengan nilai 1,7 atau 1 tahun 7 bulan.

Selain dapat memenuhi permintaan pasar budidaya ikan lele ini juga dapat membuka lowongan pekerjaan bagi para pemuda atau masyarkat daerah sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran daerah tersebut.

Menarik dibaca