Pasaman Barat – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman lanjutan usai guncangan gempa magnitudo 6.2 yang terjadi Jumat, 26 Februari 2022.
Ancaman yang dimaksud BMKG tersebut berupa adanya potensi longsor, banjir, dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.
“Untuk gempa In Syaa Allah perkembangannya jauh melandai. Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi semakin melemah menuju kestabilan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, MInggu (27/2/2022).
Dwikorita mengatakan, justru yang saat ini perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidro meteorologi. Berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan.
Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliaran sungai pada lereng Gunung Talamau harus lebih waspada dan siaga. Karena potensi tersebut bisa sewaktu-waktu terjadi.
Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser. Tidak lagi soal gempa tapi bencana akibat musim penghujan. Berdasarkan hasil survey, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 m dari tepi sungai.
“Maka warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yg mengalir dari lereng atas G. Talamau dihimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret – April,” imbuhnya.