Sampai hingga sekarang ini Oesman Sapta yang kini telah berusia 70 tahun, baru dua kali pulang kampung ke Sulit Air, yakni di tahun 2002 dan 2016.
Kepulangannya yang pertama saat diangkat sebagai Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo di atas Rumah Gadang tua dan lapuk dengan jumlah 20 kamar yang dibangun pada abad lalu, yang kini sedang di renovasi kembali.
Dalam orasinya OSO menerangkan tugas MPR kepada ribuan peserta sosialisasi 4 Pilar yang terdiri: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. “MPR ditugaskan untuk selalu menjaganya bersama rakyat,” katanya.
Untuk itu, termasuk para politisi diingatkannya agar jangan hanya berjuang untuk diri sendiri, tapi juga agar berkarya untuk bangsa dan negara. “Pemimpin jangan merasa besar dihadapan rakyat, karena tanpa rakyat pemimpin tidak ada artinya,” tegasnya.
Bachtiar Ali menyitir kalau orang Minangkabau memegang prinsip Adat Bersendi Sarak, Sarak Bersendi Kitabbullah. Pancasila kita juga bersendi pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi mengubah Pancasila dengan idiologi lain tidak mungkin, katanya.
Ini berbeda dengan sistim Malaysia yang masih mempertahan kan feodalisme dengan sistim kerajaan Melayu yang punya hak veto jikalau kebijakan pemerintah merugikan kemajuan Melayu dan bertentangan dengan Islam, jelasnya.