Oleh karena itu, sekali lagi, untuk menghilangkan berbagai risiko, terjadinya penurunan kasus positif corona secara signifikan harus jadi indikator utama pembukaan kembali aktivitas sekolah.
“Dalam kondisi tidak normal atau bahkan jauh dari normal seperti ini, pilihan kita hanya satu, mengambil kebijakan yang mengutamakan keselamatan dan risikonya paling minim. Walau kebijakan ini harus mengorbankan hal-hal lain. Bukan hanya untuk bidang pendidikan, tetapi juga untuk bidang kehidupan yang lain,” tukas Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.
Saat ini, lanjut Fahira, selain terus mematangkan dan memantapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang juga harus segara dibenahi Pemerintah terutama kementerian terkait adalah segera mencari solusi dan menyelesaikan persoalan siswa-siswa di beberapa penjuru tanah air yang PJJ-nya tidak maksimal. Selain karena jaringan internet dan listrik, masih banyak terdapat siswa yang tidak mempunyai fasilitas pendukung utama misalnya ponsel karena keterbatasan ekonomi. (*)