Sementara itu, Bayu Tresna, Andalan Nasional Gerakan Pramuka Urusan Lingkungan Hidup dan Kesakaan mengakui, tidak mudah bisa ikut LT-V. Pasalnya, lomba ini dibutuhkan perjuangan dan kekompakan.
“Sebagai Pembina saya baru bisa mengantarkan peserta didik saya hingga LT-IV, karena itu saya selalu hormat dan kagum kepada kakak-kakak pembina yang berhasil membawa peserta didiknya ikut LT-V ini. Proses yang dilalui hingga menjadi peserta sangat panjang dan dramatis,” ujarnya.
Para Pembina Pendamping (Bindamping) LT-V juga mengakui bahwa perlombaan LT-V 2017 lebih menantang. Eldry, Bindamping Kwarda Maluku mengatakan, lokasi penjelajahan di Cibodas cukup menantang, terutama karena suhu di sana cukup dingin. Bukan saja membutuhkan kerja sama regu, tetapi mereka juga harus bekerja sama dalam satu pasukan.
Hal senada diungkapkan Ari, Pembina Pendamping dari Kwarda Bali. Bagi dia, bukan hanya lokasi penjelajahan yang lebih menantang, melainkan mata lombanya juga lebih sulit. Lomba-lomba LT-V kali ini menyesuaikan kondisi generasi Z yang terbiasa dengan internet.