“Kami tidak mau anak-anak kita ini, terhenti proses belajar mengajarnya, ya.. walau bagaimanapun dengan beberapa opsi tempat. Mesjid baiturahim ini adalah pilihan terakhir untuk meneruskan kegiatan mendidik. Sebelumnya sempat kita mau pakai rumah warga. Tapi rasanya tidak mungkin, sebab itu akan dapat menggangu kegiatan rumah tangganya. Untuk sementara waktu biarlah kami lakukan mengajar anak-anak di tempat sarana ibadah” terang Sriwahyuningsi, salah seorang guru TK dimana anaknya juga ikut menjadi korban dari 3 korban kritis akibat bencana roboh bangunan lembaga pendidikan tersebut, yang kini masih dirawat jalan setalah dirujuk dari RS M. Jamil Padang.
Dua orang guru itu, berharap agar pemerintah daerah melalui dinas terkait segera memberikan kepedulian tentang bangunan yang porak poranda diterjang pohon besar beberapa waktu lalu. dikatakan, jika mereka terus menerus menggunakan mesjid untuk mendidik anak-anak maka sama halnya kepedulian terhadap dunia pendidikan khusus TK Paud RA. Jabal Nur seperti diambang kelengahan dan pengabaian.
Sementara itu, Kepala UPTD Dinas Pendidikan, Kecamatan Batang Kapas, Nofrizal, mengatakan bahwa musibah yang menimpa anak-anak itu sangat berdampak krusial pada kontinitas sarana dan prasarana belajar mengajar peserta didik pemula. Ia juga mengaharapkan kepada Kakemenag Pesisir Selatan dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah ikut memberikan sumbangsih menyoal bangunan TK PAUD yang sudah tidak layak pakai tersebut dengan tujuan meningkatkan pola kesesuaian dan kenyamanan anak-anak mengikuti PBM.