Menurut Siti, Harimau Sumatera adalah satu dari empat satwa endemik Indonesia –tiga lainnya orang utan, gajah dan badak di mana dunia selalu memberi perhatian kepada Indonesia. “Karenanya, kita disarankan dunia untuk menjadi bagian penting dari upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup, termasuk penyelamatan satwa dari ancaman menuju kepunahan,” ujar Siti.
Siti menuturkan, dari catatan KLHK hingga Juli 2017, sudah ada empat ekor harimau yang mati. Ada pula lima ekor gajah mati, sehingga kondisi memprihatinkan itu harus menjadi tanggung jawab semua pihak.
Sementara itu, Hashim mengaku, dia terpanggil dengan agenda peduli lingkungan sejak 1983, saat memulai usaha di bidang perkebunan di Dharmasraya. “Saya melihat aneka satwa-satwa itu seperti beruang madu, burung, dan lainnya saat saya mandi di sungai. Namun, saat ini jumlahnya menurun drastis sehingga ingin berkontribusi untuk menambah kembali populasi satwa-satwa itu,” kata Hashim.
Harimau sumatera, kata Hashim, adalah salah satu kekayaan fauna Indonesia yang kini berada di ujung kepunahan. Tentu saja keadaan kritis tersebut disebabkan oleh banyak hal, di antaranya hilangnya habitat alam dan maraknya perburuan ilegal.(Eko)
Editor : Saribulih