Bahasa Bagus Itu Vitamin Jiwa

oleh

Dikatakannya, tidak baik untuk menyebut diri sendiri adalah yang terbaik, bagus atau membenarkan segala sesuatu tindakan jenius. Sebab, terang dia, yang memberikan penilaian dan bentuk pujian merupakan orang lain dan bukan diri sendiri.

“Ya,, orang-orang akan menilai siapa kita, orang juga tahu seperti apa prilaku kita selama ini tanpa harus mengobar bahwa kita lah yang lebih dan terbaik, itu bisa Ria (Sombong). Di atas langit masih ada langit. kita ini, belum apa apa nya. justru itu, jangan sombong apalagi menyangkut soal jabatan” imbuhnya.

Dikaitkan soal memimpin, sebut Rizal Fahmi, tidak semua orang bisa memimpin bagus dan benar jika tidak punya pola bahasa yang baik pula. Sudah jelas ada kelebihan dan kekurangan pada setiap jati diri manusia, tapi yang terpenting mengakui kesalahan bila berbuat salah adalah sesuatu yang tinggi nilai nya tanpa harus melemparkan kesalahan diri sendiri kepada orang lain.

“Simpul saya bertafakurlah. Akuilah kesalahan, dan berbahasa lah dengan pola mendidik dan beretika yang merupakan vitamin untuk jiwa-jiwa yang sakit” tutupnya.

NIKO

Lebih lengkap, baca:

Cover The Public Edisi 11/15-21 Februari 2016
Bahasa Bagus Itu Vitamin Jiwa 1

Menarik dibaca