Jangan menyerah dan teruslah berkarya. Jadikan setiap kekurangan diri sebagai cambuk dalam menggapai sesuatu impian dan cita-cita. Tidak boleh meratapi kekurangan. Semuanya hanya akan bertambah pedih.
Manusia dilahirkan ke dunia bukan untuk berkeluh kesah. Bukan pula untuk menyesali kekurangan dan kelemahan diri. Namun yang paling penting adalah bagaimana selalu bisa menikmati dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Maha Kuasa.
“Fisikku boleh saja kurang. Tapi semangatku tidak akan mudah pudar dalam menjalani kehidupan ini. Hidup itu harus disyukuri bukan untuk disesali” begitu kata luapan hati Suherman (32) penyandang disabilitas Tuna Netra kepada Spiritsumbar.com , Senin (27/2/2017) yang kini aktif mengajar di SDLBN 23 Painan, Kabupaten Pesisir Selatan.
Semangat Suherman sungguh luar biasa. Meski matanya tidak bisa melihat apa-apa, tapi dia begitu bahagia menjalani hidup bersama istrinya Elsa Rahmadia (29) yang juga penyandang disabilitas Tuna Netra.
Pasangan Tuna Netra ini telah dikaruniai satu orang anak bernama Fatan Almaisan Zhafar (1 1/2 tahun). Anaknya manis dan lucu dan lahir dalam kondisi normal. Tidak seperti ibu dan bapaknya. “Alhamdulilah”. Semoga menjadi anak yang shaleh, bila besar kalak dapat menjaga dan menyanyangi kedua orang tua. Amin.