Diakui Audy, elektabilitas Buya Mahyeldi di tingkat grassroot sangat luar biasa. Kehadiran Buya yang tak pernah lelahnya mengunjungi masjid, surau, pesantren atau kelompok-kelompok, sangat mempengaruhi elektabilitasnya. Meski di tingkat elit politik, sering terjadi polemik.
“Elektabilitas buya itu sangat luar biaya. Kalau saya akan bertarung dengan buya Mahyeldi sebagai calon gubernur, nggak sangup saya. Tapi soal hubungan kami, saya sebagai wagub dan buya sebagai gubernur, maupun secara pribadi, sejauh ini tidak ada masalah,” ujarnya.
“Buya itu orangnya nothing tulus saja dan selalu berupaya untuk kerja dengan baik untuk kepentingan masyarakat dan daerah. Karena itu, sangat banyak yang bertanya apakah saya akan maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Serentak 2024 mendatang, tidak saya jawab,” tutur Audy panjang lebar.
Seringkali di setiap kesempatan, bahkan saat apel atau upacara, lanjut Wagub Audy, dirinya sering diberi kesempatan oleh Mahyeldi untuk ikut memberikan sambutan, tapi ditolaknya.
Karena dalam etikanya, pembina upacara itu hanya satu. Inspektur upacara itu hanya satu. Beda saat rapat-rapat bersama.