Padang, SPIRITSUMBAR.com – Ery Mefri dengan Karya “Asok dari Tungku” bersama Nan Jombang Dance Company bakal tampil pada Indonesia Bertutur di Nusa Bali, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Hal itu disampaikan Produser/Manager Asok dari Tungku, Angga Mefri saat pergelaran latihan di Gelanggang Nan Jombang di Belakangan Perumahan Polda, Jalan Raya Balai Baru, Sungai Sarik, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (20/7/2024) malam.
Angga Mefri menambahkan, selain pementasan “Asok dari Tungku” di Bali, Nan Jombang Dance Company juga akan tampil pada Persembahan Doa untuk Taiwan di Taipei East Cost Land Arts Festival (TECLAND), Taiwan pada Rabu 21 Agustus 2024.
Namun pementasan di Taiwan Ery Mefri tampil dengan Karya tari “Salam Tubuh Pada Bumi” yang bertepatan di bulan purnama.
“Ini merupakan undangan untuk kedua kalinya kepada Nan Jombang Dance Company pada Festival TECLAND. Undangan yang pertama pada tahun 2018 juga bertepatan dengan bulan purnama,” ujarnya.
Ery Mefri usai pergelaran latihan mengungkapkan “Asok dari Tungku” merupakan sebuah karya yang merupakan letupan dari Kecemasan akan pudarnya pengetahuan tradisional dan pandangan kritis terhadap situasi sosial di Minangkabau.
Karya ini ujarnya, menggali makna dalam dari “Tigo Tungku Sajarangan” yang menghubungkan manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Maestro Tari ini menjelaskan “Asok dari Tungku,” menghidupkan kembali nilai-nilai Minangkabau, melalui silek dan dendang
Lebih detil pria kelahiran Saningbakar, Kabupaten Solok tahun 1958 ini menjelaskan ada pertautan yang lekat antara tradisi dalam masyarakat dengan kesenian. Keduanya terjalin dalam karakter alam yang dihuni.
“Seperti di Minangkabau, kesenian lahir dari tradisi pertanian yang muncul dengan kekhasan karakter alam di sana. Kegiatan bertani tak hanya menjadi sumber penghidupan tetapi juga pengetahuan yang mengatur tata laku masyarakat untuk kehidupan yang berkelanjutan,” ujarnya
Hal ini ujarnya, perubahan pada alam, pada tata cara bertani pun mempengaruhi dan mengubah proses berkesenian dalam masyarakat lebih lagi mengancam kesejahteraan manusia dalam ekosistemnya.
Kecemasan akan pudarnya pengetahuan yang bersumber dari tradisi serta pandangan kritis terhadap situasi sosial di Minangkabau menjadi titik berangkat Ery Mefri dalam menumbuhkan karya “Asok dari Tungku”.
Ada tiga pilar nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau. Tiga tatanan yang membentuk relasi harmonis dalam kehidupan atau yang disebut “Tigo Tungku Sajarangan”.
Nilai tersebut mengatur relasi manusia dengan manusia (ninik mamak), manusia dengan alam (Cadiak Pandai), dan manusia dengan Pencipta (Alim Ulama).
la membayangkan ketiganya ibarat kayu- kayu dalam perapian yang bergesekan dan memercik nyala api untuk memproses kehidupan. Gesekan di antara ketiganya bukan pertentangan yang menghancurkan melainkan menghasilkan daya yang menjadi inti kehidupan.
“Asok atau asap yang mengepul dari gesekan ini adalah penanda kehidupan yang masih terus dimasak,” ujarnya.
Dalam karya-karya bersama Nan Jombang Dance Company, Ery Mefri menggunakan kosa gerak tradisi Minangkabau untuk menghasilkan koreografi bercerita.
Cerita pada karya ini memberi tatapan kritis atas pemahaman relasi nilai, warisan budaya dan kenyataan mutakhir dalam masyarakat, khususnya yang berkembang di Minangkabau.
Dengan silek, ia bicara tentang ketegangan antara tradisi dan percepatan yang acuh pada filosofi bumi yang dipijaknya. Dengan dendang-dari Dumpiang Pariaman hingga Lambok Malam Saluang Pauh-, si Jobang sampelong -Payakumbuh dituturkan segala nilai yang baik bagi kehidupan manusia.
Dan tabuhan yang menjadi kekhasan Nan Jombang, adalah tanda dan penanda relasi tubuh para penari dan peristiwa yang mereka alami.
Dari ‘Asok dari Tungku’ karya Ery Mefri dan Nan Jombang Dance Company terlihat banyak hal dalam upaya menyelami masa lalu untuk masa depan.
Karya ini bisa menjadi dialog karya dengan situasi kesenian itu sendiri. Bisa pula menjadi pengingat marabahaya. Bahkan ketika melihat proses asap memudar, nyala api meredup, kayu mengendur satu sama lain.
Dan ancaman atas harmoni, keterkaitan manusia dengan tradisi dan alamnya, mengintai di setiap jarak yang kita ambil hari ini.
“Asok dari Tungku“
Koreografer : Ery Mefri
Pendukung Karya : Mefri, Rio Mefri, Ririn Mefri, Hasnawi, Irmun Krisman, Hadi Gustian, Reynaldo, Adytia Warman, Dendi Wardiman, Andi Saputra, Mak Ye dan Bang Jak
Lighting Designer : Ricco Fadhillah
Multimedia Visual Arts : Indra Samiaji
Photographer : Andre Pratama
Produser/Manager : Angga Mefri