Dalam penilaian itu, tim Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup turun ke Sumbar. Di mana tim langsung mengecek kondisi udara. Serta mencek kondisi sungai dan hutan. Selain itu, juga ada wawancara langsung dengan sembilan penguji. Jika Sumbar berhasil jadi pemenangnya, artinya kebijakan yang telah dibuat Gubernur sudah benar. Dan jangan lagi dibentur- benturkan dengan isu lingkungan dan hutan.
“Itu namanya tak benar. Hutan kita bagus semuanya dan tak ada yang menjarah untuk kepentingan tertentu. Bantulah dan dukung kami dalam pengembangan geothermal ini,” tukasnya.
Irwan menegaskan, ia tak punya kepentingan apapun terkait dengan pengembangan geothermal ini. Karena selesai jadi Gubernur pada tahun 2021, kemungkinan ia tak tinggal di Sumbar. Selain itu, ia juga tak mencari hidup di Sumbar. Karena sudah ada pekerjaannya di luar.
“Ini bukan kepentingan saya. Tapi kepentingan anak cucu. Kalau tak Gubernur yang mencari investor lalu siapa lagi. Dan kalau tak media yang ikut membantunya lalu siapa lagi yang membantu,” ucapnya.
Beda dengan tambang, untuk geothemal ini tak dibutuhkan analisa dampak lingkungan hidup (amdal). Selain itu, ada anggapan bahwa geothermal akan menyebabkan air minum masyarakat berkurang. Padahal untuk kebutuhan air minum itu hanya pada kedalaman 10-20 meter saja. Sementara untuk panas bumi dari 1.000 meter sampai 1.500 meter. Hanya uapnya saja yang diambil dan airnya akan dikembalikan lagi.