“Kalau tak dimanfaatkan, hanya terbuang saja. Jika ini dikelola dengan baik, hasilnya bisa untuk pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan memajukan pendidikan,” terangnya.
Irwan menegaskan bahwa geothermal tidak merusak lingkungan. Tak satu pun pakar di dunia yang menyatakan bahwa geothermal merusak lingkungan, justru malah ramah lingkungan. Jika ada yang mengatakan begitu, maka itu hanya oknum saja. Silahkan cek di Solok Selatan, di daerah lain dan di luar negeri terkait pengembangan geothermal ini. Tidak ada yang menyatakan merusak lingkungan.
“Dari 17 potensi panas bumi ini, baru satu yang sudah diolah yakni di Solok Selatan. Kemudian ada yang baru lagi di Kabupaten Solok. Masih ada 15 titik lagi yang belum termanfaatkan dan potensinya hanya terbuang begitu saja,” ucapnya.
Seharusnya, dengan potensi panas bumi yang cukup besar, Sumbar harus bersyukur. Karena bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, investor juga datang bawa uang untuk investasi dengan nominal ratusan miliar hingga triliunan rupiah. Pengembangan geothermal tak ada masalah dengan lingkungan hidup dan kehutanan. Jika hal itu terjadi, maka ia orang yang pertama yang menolaknya.
“Setiap tahun, Pemprov Sumbar selalu juara II dan III dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Presiden. Penilaian dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Tahun lalu Sumbar juara II, sedangkan Jatim juara I dan DKI juara III. Sebelumnya lagi, Jatim juara I, DKI juara II dan Sumbar juara III,” tukasnya.