“Dari sisi konflik, biasanya kalau hanya dua pasang calon dalam Pilkada potensi konfliknya bisa jadi cukup tinggi. Diantaranya seperti, rentan terjadinya politik identitas berkaitan dengan suku, agama, ras dan antar golongan.
Termasuk politik uang, kampanye hitam (black campaign), penyebaran berita hoax dan sebagainya. Hal ini mungkin dikarenakan pendukung masing-masing paslon menganggap sama-sama memiliki peluang untuk menang, bahkan berbagai cara pun dilakukan agar bisa menjadi pemenang,” cetus mantan Kabag Humas Pemko Padang tersebut.
Mengingat itu, Mursalim juga mengharapkan FKUB Kota Padang dapat mendukung senantiasa tercipta dan terjaganya kerukunan umat beragama di Kota Padang. Salah satunya terciptanya rasa hormat-menghormati dan menghargai antar pemeluk agama dalam menyampaikan informasi dan pendapat.
“Jadi, tolak ukur suksesnya Pilkada yaitu dengan terjaganya aspek stabilitas nasional, meningkatnya partisipasi pemilih serta memperkuat proses persiapan untuk memperoleh kepala daerah yang amanah. Pilkada sejatinya merupakan tanggung jawab seluruh komponen, baik pemerintah pusat, daerah dan pihak terkait. Sehingga masyarakat dapat menggunakan hak pilih serta mendapatkan informasi yang komprehensif atas tahapan, profil sekaligus kapasitas masing-masing pasangan calon,” sebutnya.