Antara Guru dan Perlindungan

oleh

Anaknya tidak mau diperlakukan seperti itu dirumah saja anaknya tidak ada diperlakukan sperti itu. Tidak ada tugas seberat yang diberikan sekolah dan dianggap itu sudah menyalahi aturan dan melanggar HAM.

Kemudian dalam melaksanakan kegiatan ektrakurikuler drumband misalnya, peserta didik yang terpilih melaksanakan latihan dilapangan terbuka, tentulah peserta didik meraskan panas, gerah, letih begitupun guru pembimbing, Semuanya merasakan bagaimana susahnya mencapai sebuah keberhasilan, peserta didik terlihat aman-aman saja dan tetap semangat mengikuti latihan.

Sebaliknya orantua atau wali murid komplai lagi. Mereka mengatakan anaknya tidak terbiasa berpanas-panasan, anaknya letih sampai dirumah, anaknya terkapar saja tidur, semua komplain disampaikan kepada guru, tudingan kepada guru dan kepala sekolah dilontarkan oleh wali murid terlalu ambisi dalam kegiatan, guru dan kepala sekolah ingin mencari sebuah nama dan sebuah penghargaan.

Tudingan seperti itu masih diterima dan guru masih berlapang dada, memang menjalankan sebuah profesi pasti ada tantangan dan resikonya. Guru pembimbing dan pelatih mengadakan latihan dilapangan tentulah punya tujuan agar peserta didik lebih tangkas dan tidak cepat menyerah dalam keadaan apapun, namun wali muridpun masih mengatakan guru telah melanggar HAM.

Menarik dibaca